Imam Junaid, salah seorang ulama Sufi kenamaan, pernah bercerita:
Pada suatau hari, aku menemui Sari As-Saqiti yang sedang tertunduk sedih. Aku bertanya, “Apa yang terjadi padamu?”
“Ada seorang pemuda mendatangiku dan bertanya perihal taubat. Kemudian aku menjawab bahwa taubat itu tidak melupakan dosa yang pernah diperbuat. Tetapi pemuda tersebut tidak setuju. Ia berkata bahwa taubat itu adalah melupakan dosa yang pernah diperbuat.” jawab Sari As-Saqiti.
“Kalau aku lebih setuju dengan perkataan pemuda itu.” kataku.
“Bagaimana bisa demikian?” tanya Sari As-Saqiti mulai penasaran.
“Sesungguhnya ketika aku dalam keadaan yang tidak menyenangkan kemudian Allah merubahku pada keadaan yang menyenangkan, maka mengingat-ingat hal yang tidak menyenangkan di dalam kondisi yang menyenangkan tersebut merupakan perbuatan yang tidak menyenangkan.” jelasku.
Akhirnya, Sari As-Saqiti terdiam seribu bahasa setelah mendengar penjelasanku tersebut.
_______________________
Disarikan dari kitab Kunuzis Sa’adatil ‘Abadiyyah Fil Anfasil ‘Aliyyatil Habasyiyyah karya Abu Bakar Al-‘Atthos bin AbdullahAl-Habsyi, hal. 194.