Pada suatu hari, Abu Hanifah datang ke sebuah pemandian umum. Lumrahnya pemandian umum, membuka aurat seakan menjadi hal yang biasa. Tak dapat dihindari, akhirnya Abu Hanifah mendapati seseorang yang membuka auratnya.
Demi menyelamatkan kedua matanya dari maksiat, Abu Hanifah memejamkan matanya dan terus berjalan. Akibatnya, dia menginjak orang yang membuka aurat tersebut.
“Sejak kapan Allah menghilangkan penglihatanmu?” tanya orang itu dengan nada kesal.
“Sejak Allah menghilangkan penutup auratmu.” jawab Abu Hanifah ringan.
_________________________
Disarikan dari kitab An-Nawadir, karya Ahmad Syihabuddin bin Salamah Al-Qulyubi, hal. 175