Indahnya Berbagi

Seorang sahabat Rasulullah SAW. pada suatu ketika mendapatkan hadiah sebuah kepala kambing yang telah dimasak. Dia merasa bahwa tetangganya yang bernama Fulan beserta keluarganya lebih membutuhkan kepala itu dibandingkan dirinya. Padahal sebenarnya dirinya sendiri juga miskin. Kemudian kepala itu dia kirimkan ke rumah Fulan, tetangganya itu. Perasaan bahwa tetangganya dinilai lebih membutuhkan ternyata juga dirasakan…

Lanjutkan

Wejangan Sunan Drajat

Oleh : M. Nur Rofiq. M.J Urip iku kadya wewayangan, lemampah sanetran kadya ing tangane dalang. Artinya kehidupan adalah sekedar bayang-bayang yang melintas sekejap bagaikan pelakon sandiwara yang beraksi menghabiskan waktunya di atas panggung kemudian tak terdengar lagi suaranya. Unen-unen di atas adalah setetes dari wejangan Sunan Derajat. Sebuah ilustrasi kehidupan manusia di muka bumi….

Lanjutkan

Keluarga, Awal Kebangkitan Moral Bangsa

Allah SWT berfiman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Al Quran surat At Tahrim: 6) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih. Kedua orang tuanyalah yang menyebabkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadis Riwayat Bukhari dari Adam Abi Dza’b dari Zuhri dari Abi Salamah ibn Abd….

Lanjutkan

Menjaga Nama Baik

Di Arab sebelum kemunculan Islam, ada seorang raja bernama Nu’man bin Mundzir. Dia memiliki kebiasaan aneh. Dia menetapkan di dalam setahun, ada hari baik dan ada hari naas. Hari yg dia tetapkan sebagai hari baik, siapapun orang yg ditemuinya akan dihormati dan diperlakukan dengan baik. Sebaliknya, jika hari itu hari naas, orang yg menemuinya akan…

Lanjutkan

Betapa Santri Harus Jadi Dai Setiap Hari

Santri seharusnya menyadari statusnya yang religius itu. Salah satu konsekuensinya adalah dia harus menjadi dai dalam kesehariannya. Mendai yang harus disandang santri itu bukan hanya diamalkan ketika di pesantren, tapi hidup di tengah masyarakat. Mendai atau menjadi juru dakwah harus melekat pada sanubari santri. Hati dan pikirannya harus senantiasa tertambat pada tugas suci dan mulia…

Lanjutkan

Antisipasi Musibah yang Islami

Bencana demi bencana mendera bangsa kita. Mulai dari gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, demam berdarah, flu burung, dan terakhir banjir bandang. Musibah itu menerpa laksana cerita komik berjilid-jilid. Bala’ seolah tak kenal kata ”stop”. Kita pun kalang kabut. Walau demikian, kita sebagai muslim tidak boleh putus asa. Kita harus berkhusnuzh zhaan terhadap Allah…

Lanjutkan

Melihat dengan Pandangan Kasih

Sekelompok pemuda berjalan sempoyongan membawa alat musik dan minuman keras lewat di depan Syaikh Ma’ruf Al Karkhi dan murid2nya. Murid2nya berkata, “Wahai tuanku, berdoalah kepada Allah agar mereka celaka”. Kemudian Syaikh menjawab, “Baik, angkat dan tengadahkan tangan kalian ke langit. Kita berdoa bersama.” Para murid mengangkat tangan mereka, bersiap mengamini doa gurunya. Syaikh memulai doanya,…

Lanjutkan

Sulitnya Berhijrah

Setiap peringatan Tahun Baru, saya teringat sebuah hadis yang harus saya hafalkan ketika sekolah di SMP berbasis Islam pada tahun 1978. Hadis yang dimaksud adalah ”Al muhaajiru man haajara maa nahaa allaahu ’anhu”. Artinya, orang yang berhijrah adalah orang yang berpindah (menghindar) dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT kepadanya. Hadistersebut tampaknya simpel maknanya dan…

Lanjutkan

Taklukkan UAN dengan Kekuatan Iman

Fenomena kegagalan try out UAN (ujian akhir nasional) yang dialami siswa SLTP dan SLTA sangat memrihatinkan. Letak ketidaklulusannya pada dua mata pelajaran yang mereka anggap momok. Kedua pelajaran itu adalah bahasa Inggris (ING) dan matematika (MTK). Karenanya, patut dicermati untuk dicarikan jalan keluarnya. Salah satu solusinya adalah mencari akar masalah dari perspektif keislaman. Jika ditelisik…

Lanjutkan

Keunggulan Pembelajaran Pesantren Salaf

Ada cibiran terhadap pesantren salaf. Antara lain, menganggap pesantren salaf sebagai lembaga pendidikan kuno, belajar di pesantren membuat masa depan suram karena ijazahnya tidak laku di bursa kerja, dan sebagainya. Benarkah demikian? Menurut saya, yang berpendapat demikian itu jelas salah paham, bahkan ngawur. Saya yakin, mereka itu tidak tahu secara menyeluruh tentang dunia pesantren. Mungkin…

Lanjutkan