Dakwah Damai Bersama Suku Dayak dan Umat Kristiani

  • Hisyam Syafiq
  • Mei 16, 2018

LirboyoNet, Pontianak—Selasa siang (15/05) kemarin, ada hal luar biasa terjadi di Kalimantan Barat. Menjelang bulan Ramadan, ribuan manusia berkumpul di tengah lapangan. Mereka berpakaian macam-macam, karena memang latar belakang status mereka beragam. Bukan hanya masyarakat muslim saja yang nampak bergembira siang itu. Ada suku Dayak. Masyarakat Tionghoa. Masyarakat Kristen. Ratusan pendekar Gerakan Silat Muslimin Indonesia (GASMI). Ratusan anggota Barisan Ansor Serbaguna (BANSER). Juga puluhan kendaraan satuan polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Suasana riuh ramai. Mereka semua berkerumun, bercampur aduk. Mereka tak sedang meributkan sesuatu, karena mereka sendiri hidup dalam rasa damai dan tentram. Perbedaan ras, suku, bahkan agama tak membuat mereka berselisih, apalagi berseteru. Lalu untuk apa keramaian itu? Tak lain, mereka sedang menyambut kedatangan saudara-saudara mereka yang telah ditunggu-tunggu sejak lama: empat puluh santri Pondok Pesantren Lirboyo.

Empat puluh santri itu hendak berdakwah di daerah-daerah yang tersebar di Kalimantan Barat. Ada yang ditugaskan ke daerah Tayan. Beberapa ke daerah Ngabang. Yang lain, berpencar ke Sintang, Landak dan Sanggau. Yang paling jauh adalah mereka yang ditugaskan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong.

Diawali dengan doa oleh Agus Abdul Qodir Ridlwan, Ketua Umum Pondok Pesantren Lirboyo, delegasi safari Ramadan asal Pontianak resmi diberangkatkan. Para pemuka lintas-agama, kepala suku, dan pemimpin aparat turut merestui keberangkatan mereka.

Seusai doa dipanjatkan, ketegangan yang meliputi bangsa Indonesia akibat teror bom dan tembakan yang terjadi beruntun beberapa hari terakhir ini, leleh dan menguap di langit Kalimantan. Justru kegembiraan akan kehadiran para pendakwah meluap di hati masing-masing dari mereka.

Gembira? Tentu saja. Para santri telah membuktikan diri bahwa mereka adalah pendakwah sejati. Dengan sambutan luar biasa dari bermacam ras dan agama itu, dengan sendirinya menampakkan bahwa dakwah ahlussunnah adalah dakwah terbaik yang bisa dipersembahkan masyarakat muslim kepada bangsa. Dakwah mereka adalah dakwah yang penuh hikmah dan toleran, yang mampu melihat dan menyatukan diri dengan suasana bangsa yang plural dan majemuk.

Ini juga mematahkan persepsi golongan lain, yang berdakwah dengan cara di luar yang dianjurkan ahlussunnah, yakni tasamuh (toleran), tawasuth (moderat) dan tawazun (berimbang).

Terima kasih para tetua suku Dayak, masyarakat Tionghoa, saudara-saudara Kristiani, bapak-bapak aparatur negara, yang telah menyambut kami dengan sedemikian bahagia. Percayalah, kebahagiaan yang ada di hati jenengan semua, menumpuk berlipat di hati kami, keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo.][

0

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.