Di Antara Dua Kesibukan

  • Nasikhun Amin
  • Nov 04, 2018

Pada suatu hari, ada seseorang yang berkata kepada Hasan al-Basri, “Wahai Abu Said (julukan Hasan al-Basri), di balik tiang itu ada seorang pria yang selalu duduk menyendiri dan enggan bergabung dengan yang lainnya.”

Wahai hamba Allah, aku melihatmu suka menyendiri, apa yang menghalangimu untuk bergaul dengan yang lain?” tanya Hasan al-Basri seraya menghampiri orang tersebut.

Ada satu hal yang membuatku tak sempat bergaul dengan masyarakat”.

Apakah perkara yang juga membuatmu tak sempat mendatangi Hasan al-Basri dan duduk bersamanya?

Iya, aku memang memiliki satu urusan yang membuatku tak sempat bergaul dengan masyarakat dan juga tak sempat mendatangi Hasan al-Basri.”

Apa itu?

Setiap hari aku berada di antara dua hal, nikmat dan dosa. Maka kuputuskan untuk menyibukkan diri dengan dengan mensyukuri nikmat dan memohon ampun atas dosa yang telah aku lakukan.” Jawabnya.

Wahai Hamba Allah, sungguh engkau lebih alim dari Hasan al-Basri, pertahankanlah keadaanmu yang demikian ini.” pungkas Hasan al-Basri.

 

_______________

Disarikan dari kitab Raudlatur Rayyan Fii Hikayah as-Shalihin, hal. 183, cet. Maktabah At-Tauqifiyah.

 

 

0

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.