Perubahan dinamika kehidupan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini akan berbanding lurus dengan munculnya berbagai fenomena aktual yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat. Sebagai instrumen baru dalam tatanan kehidupan, isu-isu tersebut selalu memerlukan sentuhan dan kejelasan hukum terutama dalam tinjauan syariat Islam.
Adalah Bahtsul Masail, sebuah wahana kajian ilmiah ala santri menjadi salah satu upaya responsif pesantren yang selalu hadir dalam memberikan jawaban atas problematika tersebut. Bahkan sudah menjadi realita yang tidak terbantahkan, peranan Bahtsul Masail dalam memberikan solusi terhadap problematika aktual yang muncul di tengah-tengah masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Berbagai isu pun dibahas di dalamnya, mulai dari masalah yang berkaitan dengan ibadah, mu’amalah, interaksi sosial, bahkan isu-isu kenegaraan.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan, pondok pesantren mempunyai tanggung jawab moral untuk berpartisispasi dalam memberikan solusi atas berbagai persoalan tersebut. Maka dari itu, Bahtsul Masail sebagai tradisi intelektual sudah sejak lama dikembangkan di kalangan pesantren. Bahkan, sebelum Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) berdiri, tradisi halaqoh dan musyawarah yang menjadi cikal bakal lahirnnya forum Bahtsul Masail sudah mendarah daging di pesantren sejak dulu.
Sehingga, sikap kritis, tanggap, dan tanggung jawab terhadap berbagai permasalahan umat yang ditunjukkan oleh pesantren dalam suatu forum Bahtsul Masail tersebut perlu untuk diapresiasi. Terlebih lagi, apabila sistem tersebut tidak sebatas hanya dalam internal pesantren tertentu saja. Namun, mencakup jaringan berbagai pesantren dalam suatu wilayah tertentu. Karena dengan begitu, adanya forum Bahtsul Masail bukan hanya sebatas memecahkan masalah. Melainkan menjadi sebuah ajang silaturrahim untuk mempererat hubungan antar pesantren. Langkah nyata dalam konteks tersebut adalah adanya Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se Jawa Madura dan segala bentuk program dan aktivitasnya.
Sejak pertama kali didirikan, Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) telah melaksanakan program Bahtsul Masail yang diagendakan di setiap tahunnya. Dan pada tahun ini, ajang diskusi yang paling bergengsi di dunia pesantren tersebut akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Salaf Sulaiman, Sukorejo, Gandusari, Trenggalek, Jawa Timur.
FMPP se Jawa Madura yang ke-31 tersebut dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni 28-29 Muharram 1439 H / 18-19 oktober 2017. Sesuai perkiraan panitia, FMPP tahun ini akan dihadiri sekitar lebih dari 300 santri delegasi dari berbagai pesantren se Jawa Madura. Dari jumlah itu, mereka akan terbagi ke dalam 3 komisi yang memiliki soal pembahasan yang berbeda, yaitu:
[Komisi A]
Investasi Dana Haji untuk Infrastruktur
Hukum Paytren dalam Tinjauan Fikih Muamalah
Mengubah Status Wakaf Musholla Menjadi Masjid
Cara Memakamkan di Kuburan Berair
Ikan Lele Hilang Akibat Banjir
Ketidakjelasan Penjual Obat
Kejelasan Tentang Udzur ‘Am di Zaman Masa Kini
[Komisi B]
PERPPU Pembubaran Ormas
Legalitas Amil Zakat Tradisional
Fenomena Jemuran di Pesantren
Hutang Dibayar Hasil Panen
Standart Harga dalam Menghitung Zakat Tijarah
Melepas Hewan Peliharaan Berujung Meresahkan
Dilema Jalan Tol
[Komisi C]
Kejahatan Saracen
Pencekalan Dai
Membantu Ibadah Orang Tua yang Sakit
Melepas Tanggung Jawab Barang yang Tidak Sesuai Spesifikasi
Menjawab Ucapan Salam yang Berulang-ulang
Memburu Belalang
Problematiaka Orang Yang Istihadhoh
mohon ustadz agar memberikan link downloadnya. krn link yg disediakan dsini tidak bisa di akses… atau barang kali bisa di buka utk mengaksesnya dsni.terimakasih atas perhatianya ustadz