Gus Mus dan Makrifatnya Mbah Marzuqi Lirboyo

Ada satu pengalaman menakjubkan saat Gus Mus masih nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo. Pada saat itu pengasuhnya adalah KH. Marzuqi Dahlan. Inilah penuturan beliau.

Waktu itu saya dan kawan-kawan sedang berkumpul merencanakan akan ‘ngambil’ tebu. Sebab saya dengar sebentar lagi tebu akan ditebang. Untuk itu, bersama kawan-kawan, saya berencana mencuri beberapa lonjor tebu. Kami waktu itu telah bersiap-siap untuk menjalankan aksi. Kebetulan, lokasi kamar Mars yg saya tempati itu dekat dengan ndalemnya Mbah Marzuqi. Saya berjalan paling depan. Dan ketika saya lewat depan ndalem, tiba-tiba saya dipanggil oleh Mbah Marzuqi.

“Gus, Gus, mriki.” kata beliau yg dengan siapa saja selalu memakai bahasa Jawa kromo, meskipun kepada santrinya yg masih anak kecil. Saya pada waktu itu baru saja masih lulus SR (Sekolah Rakyat, setara SD). Ternyata beliau benar-benar memanggil saya.

“Mriki-mriki, Gus!” (Kesini Gus)

Panggilan beliau tentu membuat saya kaget, sebab berbarengan sekali dengan kegiatan saya yg akan ‘nyolong’ tebu bersama kawan-kawan. Saya lantas mendekat, lalu ditanya begini.

“Gus, sampean doyan tebu?”

Kontan saja, saya kaget bukan main. Saya keringetan pada waktu itu.
Pertanyaan ini membuat saya terdiam dan takut. Saking takutnya, saya tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, sebelumnya saya tidak menyangka tiba-tiba beliau kok bertanya seperti itu.”Nanyanya kok pas sekali.” gumam saya dalam hati.

3 thoughts on “Gus Mus dan Makrifatnya Mbah Marzuqi Lirboyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.