Ilmu dan Pengabdian

LirboyoNet, Kediri — Bagaimana jika manusia yang sakit, tak makan, tak minum, dan tak berobat? Ia akan mati. Begitupun hati. Jika ia tidak menerima kalam hikmah dan ilmu selama tiga hari, sejatinya ia telah mati. Idiom ini dipopulerkan oleh Imam Fath al-Mousili, yang dikutip ulang oleh ustadz Abdul Kafi Ridho, salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Putri Tahfidzil Quran (P3TQ).

Kutipan itu ia sampaikan di dalam Jam’iyah Nahdhiyah, yang terlaksana Kamis (17/11/16) lalu. Begitu agungnya ilmu, Allah menyebutkannya secara tersirat dalam Al-Baqarah: 31. Adam as., yang baru saja tercipta, oleh Allah dihadapkan kepada seluruh malaikat, sekaligus disuruhNya mereka untuk bersujud kepada Adam as. Mengapa, malaikat, makhluk tanpa cela, harus bersujud kepadanya? Karena ada satu hal yang diberikan Allah kepadanya, yang tak diberi kepada yang lain: pengetahuan.

Jam’iyah Nahdhiyah adalah salah satu kegiatan yang menjadi program Majelis Musyawarah Madrasah Hidayatul Mubtadi-aat Fit Tahfizhi wal Qiro-aat (M3HMTQ). Ia diadakan sebagai penutup dari seluruh kegiatan yang berada di dalam program M3HMTQ. Baik, musyawarah, sorogan kitab, hingga sorogan nadzam. Karena pondok ini berlokasi di dua tempat, barat (samping ndalem barat almaghfurlah KH. A. Idris Marzuqi) dan timur (samping ndalem timur almaghfurlah), maka kegiatan juga dibagi menjadi dua, namun dilaksanakan bersamaan.

Di pondok barat, jamiyah ini diikuti kurang lebih 700 santri, yang terdiri dari 300 siswi ibtidaiyah, 400 siswi Tsanawiyah, Aliyah, dan ’Umdah (santri khusus tahfidz). Sementara di timur, yang ditutori oleh ustadz Zaenal Musthofa, ada sekitar 200 santri yang berpartisipasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.