Ketahuilah sesungguhnya terlalu berlebihan di dalam beragama itu akhir perkaranya akan kembali kepada diri sendiri. Tidak akan ada kemaslahatannya, baik itu untuk agama ataupun dunianya. Sebagian akibat dari terlalu berlebihan dalam agama adalah mendatangkan kemalasan atau tidak bersemangat lagi. Ketika nanti sudah malas mendatangi perkara wajib, akan terjadi kecerobohan dan maksiat, serta mengurangi keinginan untuk beribadah. Kalau berlebihan dalam agama karena untuk terus bertambah maka kemalasan akan menjadi penyebab terputusnya pahala.
Nabi Muhammad SAW. telah bersabda, “Wahai manusia, kerjakanlah amal-amal kalian semampu kalian, karena Allah tidak pernah bosan memberi pahala kepada kalian sampai kalian sendiri yang bosan melakukan amalan, dan sebaik-baiknya amal adalah amal yang terus menerus dijalani.” Nabi juga pernah bersabda kepada seorang laki-laki yang matanya bengkak karena berlebihan dalam beribadah, “Sesungguhnya agama ini kokoh. Maka masuklah kamu dengan lembut. Bukanlah tanah yang memutus tumbuhan, juga bukan punggung yang menetapkan tumbuh.”
Tidak diragukan lagi manusia yang telah diwajibkan beribadah kepada Allah swt. dan untuk akhiratnya, maka dia juga dituntut untuk meramaikan dunia dan mengokohkan hidup. Maka jika dia bersujud untuk akhiratnya saja rusaklah dunia juga runtutan hidupnya.
Diceritakan di zaman Nabi Muhammad Saw., suatu golongan yang sedang bepergian. Ketika mereka telah datang, mereka bercerita kepada Nabi Muhammad Saw. “Wahai Rasulullah, kami tidak pernah melihat seseorang yang lebih utama dari engkau kecuali fulan. Dia itu berpuasa di waktu siang dan ketika kami bermukim dia melakukan salat di malam hari sampai kami melakukan perjalanan kembali.” Nabi berkata, “siapa yang ingin seperti fulan?” mereka menjawab, “kami semua.” Nabi lalu berkata, “Kalian itu lebih utama daripada dia.”