Pengen Kaya? Jangan Meninggalkan Sholat dengan Dalih Bekerja

Jangan Meninggalkan Sholat

Jangan Meninggalkan Sholat – Perhatian kepada rezeki menjadi bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia. Tak jarang, banyak sekali orang yang merasa khawatir, gelisah akan hal ini. Padahal, Allah SWT telah menjamin setiap rezeki dari makhluknya. Dalam al-Qur’an dikatakan:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Salah satu indikator perasaan kegelisahan hati dan dipersempitnya rezeki di antaranya karena tidak bergegas melakukan bahkan melalaikan sholat. Dengan tidak melaksanakan sholat, justru pintu rezeki akan menjadi sempit. Karena Allah sendiri memerintahkan untuk melaksanakan sholat dan tidak memperkenankan untuk bertanya permasalahan rezeki.

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.” (QS. Taha: 132)

Sebagian ulama menafsirkan bahwa maksud ayat ini tidak lain mengajak kepada siapa saja untuk melaksanakan sholat, meminta pertolongan kepada Allah agar mencukupi kebutuhan-kebutuhannya melalui perantara sholat, dan jangan merasa khawatir perihal masalah rezeki dan penghidupan.[1] Dalam sebuah hadis sendiri dijelaskan:

وَمِنَ الصَّلَاةِ صَلَاةٌ مَنْ فَاتَتْهُ فَكَأَنَّمَا وُتِرَ مَالَهُ وأَهْلَهُ

“Barangsiapa yang melewatkan sholat Ashar, maka seakan-akan keluarga dan hartanya hilang.”[2]

Dari hadis ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan sholat Ashar pengibaratannya seperti ia tertimpa musibah dengan kehilangan seluruh keluarga dan hartanya, sehingga ia hidup dengan tanpa keluarga dan harta.

Tanggapan “Bekerja adalah ibadah, lalu meninggalkan sholat dengan dalih bekerja”

Jangan Meninggalkan Sholat dengan Dalih Bekerja
blog.klikcair.com

Tidak dapat dipungkiri masih juga terdapat orang yang berpendapat bahwa “bekerja adalah ibadah dan sholat juga ibadah, kemudian ia meninggalkan sholat”. Anggapan ini adalah anggapan yang salah, dan perlu adanya pembenahan.

Memang, bekerja merupakan ibadah, sedang meninggalkan shalat dengan dalih bekerja merupakan perbuatan dosa yang besar. Seharusnya, keduanya harus sama-sama berjalan. Jika masih terdapat orang-orang yang mengatakan seperti itu, perlu perhatian lebih bahwa pepatah tersebut tidak lain merupakan tipu daya setan untuk mempermainkan pikiran orang-orang yang imannya lemah.[3]

Syekh Ismail dalam Tafsirnya menjelaskan: Pekerjaan yang bersifat ibadah adalah pekerjaan yang tidak mengalihkan perhatian seseorang dari ketaatan kepada Allah SWT. Sholat sendiri merupakan amalan (pekerjaan) yang paling mulia. Sebagaimana ungkapan Nabi Muhammad SAW:

الصَّلَاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ

“Shalat adalah kebajikan yang ditetapkan Allah.”[4]

Mencari rezeki dengan bermaksiat atau taat kepada Allah?

Jangan Meninggalkan Sholat
avrist.com

Uraian di atas setidaknya ingin menyampaikan bahwa sholat menjadi sebab lapangnya rezeki. Barangsiapa yang menghendaki agar rezekinya lancar dan lapang, maka jangan sampai meninggalkan shalat hanya karena tersibukkan ia dengan urusan mencari rezeki.

Ketika telah mengetahui bahwa rezeki ada di sisi Allah, apakah kemudian kita mencari rezeki tersebut dengan bermaksiat kepada Allah (dengan meninggalkan sholat)? Seharusnya, kita memohon rezeki yang Allah miliki dengan cara mentaatinya. Jika kita taat, Allah pasti akan memberikan rezeki tersebut dengan cara melapangkan dan memberkatinya. Dan ingat, sholat bukan menjadi penghalang rezeki kita. Justru dengan meninggalkan sholat, rezeki kitalah yang kemudian akan menjadi sempit.

baca juga: Fadhilah Sholat Berjamaah | KH. M. Anwar Manshur

Bukan alasan menjadi malas untuk bekerja

Jangan Pernah Meninggalkan Sholat
liputan6.com

Perlu menjadi pertimbangan juga bahwa semua uraian yang ada di atas tidak lantas menganjurkan orang untuk berhenti bekerja dan tidak menjadi alasan bagi orang-orang yang malas untuk bersantai-santai di dalam masjid. Keduanya (antara bekerja dan menjalankan shalat) harus sama-sama berjalan. Dan yang paling utama adalah menyempatkan waktu untuk melaksanakan shalat. Karena shalat menjadi tiang agama. Bukankah Allah sendiri berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Apabila sholat telah di laksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuah: 10)

Wallahu a’lam.

tonton juga: Teladan Almahgfurlah KH. Marzuqi Dahlan Pengasuh Pondok Lirboyo


[1] Ismail al-Muqoddam, Tafsir al-Qur’an al-Karim al-Muqoddam (Maktabah Syamela), XI/99
[2] Ahmad bin Husain Abu Bakar al-Baihaqi, Sya’bul Iman (Maktabah Syamela), IV/328
[3] Ismail al-Muqoddam, Tafsir al-Qur’an al-Karim al-Muqoddam (Maktabah Syamela), XI/99
[4] Abu Qosim at-Thabroni, Mu’jam al-Ausath (Maktabah Syamela), I/84