Khutbah Idul Adha: Memburu Pahala Berkurban

khutbah idul adha

Berikut adalah materi khutbah Idul Adha singkat yang berkaitan dengan hikmah disyariatkannya ibadah kurban. Salah satu ajaran Islam pada bulan Dzulhijah yang mengajarkan kepada umat Muslim untuk mengingat betapa pentingnya rasa kepedulian kepada sesama.

Khutbah Idul Adha I

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهَِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلًا لَاإلهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّه ِالْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهِ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، اللَّهُمَّ صَلَّى وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ يَتَّقَُواللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ اَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Jamaah Idul Adha rahimakumullah

Puja dan puji hanya tertuju kepada Allah Rabbul Jalil. Dengan pancaran kasih sayang-Nya jualah, kembali kita bersimpuh sujud, menghambakan diri, sebagai refleksi kesyukuran kita kepada-Nya.

Salawat dan salam semoga tercurah selalu keharibaan, kekasih kita, Muhammad SAW. Figur yang rekam jejak kehidupannya, laksana samudera biru nan luas terbentang, tak pernah bosan mata memandang dan tak pernah jenuh pula hati mengaguminya. Karena sosok beliau adalah pesona keindahan sepanjang masa.

Jamaah Shalat Id yang berbahagia

Jika ikan membutuhkan air demi kelangsungan hidupnya, maka manusia membutuhkan iman dan takwa, guna menapaki terjalnya kehidupan dunia dan menuju akhirat. Oleh karena itu, marilah terus dan senantiasa kita gandakan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Takwa yang secara terminologi memiliki arti, imtisalu awamirillah wajtinābu nawahillah, yakni menjalankan semua titah dan perintah Allah swt dan meninggalkan segala bentuk larangan-Nya. Pastikan, dengan keimanan dan ketakwaan yang sejati, mahligai surgawi dapat kita raih.

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah

Tanpa terasa, saat ini kita tengah berada pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Sepuluh hari yang sarat dengan kebaikan, kebaikan yang bobot nilainya, begitu utama di sisi Allah. Allah jelaskan dalam firman-Nya:

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرِ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ

“Demi fajar dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil.” (QS. Al-Fajr: 1-3)

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amal pada hari-hari, yang lebih utama daripada amal di sepuluh hari ini. sahabat bertanya: “Tidak pula jihad wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang berangkat menghadapi musuh dengan jiwa dan hartanya lalu dia tidak pulang dengan sesuatu (dari keduanya atau mati syahid).” (HR. Bukhari)

Jamaah sholat id rahimakmullah

Salah satu ibadah utama di hari-hari ini adalah ibadah haji di tanah suci, Makkah Al-Mukarramah. Sebagaimana yang sedang dilakukan oleh sebagian saudara-saudara kita senusantara maupun yang datang dari berbagai penjuru dunia. Sejuta doa dan harapan kita rintihkan, semoga ibadah haji mereka mendapat keberkahan dan sekembalinya mereka dari rumah Allah yang suci itu, dengan menggenggam predikat haji mabrur. Amin yâ ilahil âlamîn.

Satu hal yang mesti kita pahami bahwa tidak ada satu agama pun di dunia ini, yang memiliki konsep ibadah seindah dan seagung konsep ibadah haji dalam Islam. Di dalamnya mengandung seribu makna dan tersimpan sejuta hikmah.

Perjalanan suci ibadah haji ini, mesti dijaga kesuciannya dengan sebaik-baiknya. Jangan dikotori, jangan dinodai dengan sifat-sifat buruk dan tercela. Buang sejauh-jauhnya, sifat sombong, kibr dan ujub yang bersemayang dalam hati. Karena ketika terdapat biji kesombongan, yang dibawa mengiringi perjalanan suci ini, maka pastikan kesombongan itu akan hancur berkeping-keping, ketika matanya memandang rumah Allah yang suci. Air matanya berderai, hatinya runtuh tak kuasa membendung sentuhan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

Karenanya, tidak ada bekal berharga yang harus kita bawa dalam perjalanan suci ini, melainkan bekal takwa kepada Allah swt. Allah tegaskan dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS.Al-Baqarah: 197)

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah

Selain ibadah haji yang wajib, kaum muslimin juga di bulan ini, mendapat perintah untuk menyembelih hewan kurban bagi yang memiliki kesanggupan, sebagai perwujudan rasa syukur dan sebagai bentuk ketundukan total kepada syariat Allah swt. Allah swt berfirman dalam surat al-Kausar:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka kerjakanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. al-Kausar: 2)

Syaikh Abdullah Ali Bassam mengatakan: “Sebagian ulama tafsir mengatakan, arti dari menyembelih hewan adalah menyembelih hewan kurban setelah shalat id.”

Hal esensial dalam berkurban adalah memurnikan niat, semata-mata karena Allah SWT dan menyadari  bahwa berkurban merupakan manifestasi kesyukuran kita atas segala nikmat yang telah Allah beri. Bukan karena tujuan-tujuan tertentu atau karena maksud lain, yang dapat menciderai nilai dan pahala berkurban itu sendiri.

Kaum Mulsimin dan Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah

Ibadah kurban mempunyai keutamaan yang spesial, sebagaimana yang telah Rasulullah sebutkan dalam hadis-hadis Nabawi.

Di antara fadilah berkurban, yang pertama adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda kepada putrinya, Fatimah: “Wahai Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu mendapat ampunan pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah: “Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabb alam semesta.” (HR. Abu Daud dan At- Tirmidzi)

Yang kedua adalah sarana memperoleh keridhaan dari Allah SWT. Allah tegaskan dalam al-qur’an

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاءُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat id kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Fadilah berqurban yang ketiga adalah amalan yang paling Allah cintai pada hari Raya Idul Adha.

Dikuatkan juga dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya: “Tidak ada satu amalan yang paling Allah cintai dari bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban.” (HR. Tirmidzi dan Hakim).

Selanjutnya fadilah yang keempat adalah hewan kurban akan menjadi saksi pada Hari Kiamat.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, berbahagialah dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)

Jamaah sholat id yang dirahmati Allah

Tiada harapan dan impian dari ibadah haji dan kurban yang kita berikan, melainkan apa yang telah kita kerjakan ini, mendapat keberkahan dari Allah SWT sebagai simpanan amal baik kita. Akhirnya, semoga Allah sucikan dan ikhlaskan hati kita dalam beribadah kepada-Nya, Allah ampuni dosa kita, dosa orang tua, dosa leluhur dan pemimpin-pemimpin kita, Allah bimbing masyarakat kita menjadi masyarakat yang taat dan dekat dengan-Nya dan semoga Allah swt mengembalikan kita kehadirat-Nya dalam keadaan husnul khatimah.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Idul Adha II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ، اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ والاَهُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ، أَمَّا بَعْدُ : أَيــُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ . عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ  

Demikianlah teks khutbah Idul Adha yang bisa kami sampaikan. Semoga khutbah Idul Adha ini, bisa bermanfaat, baik bagi khotib, maupun bagi masyarakat luas lainnya. Jangan lupa untuk dukung youtube dan media sosial Pondok Lirboyo, agar semakin berkembang dan maju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.