Kunjungan Dari Lamongan

LirboyoNet, Kediri – Semakin tingginya tingkat eksplorasi pada sistem pendidikan, yang terus diupayakan untuk memenuhi tuntutan zaman, menarik agaknya melihat bagaimana sistem klasik dalam pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo dapat bertahan.

Banyak lembaga lain yang bertransformasi menjadi lebih “modern”. Tidak bisa tidak, itu adalah sebuah wujud kerja keras agar bisa menumbuhkembangkan santri yang berdaya saing. Memberi mereka bekal yang aktual. Mereka memperluas jaringan dan memberi fasilitas yang kekinian, sebut saja komputer dan internet.

Sebenarnya, apa yang dituju Ponpes Lirboyo tidaklah jauh berbeda. Setiap pesantren tentu ingin menelurkan santri yang dapat berdaya guna di tengah masyarakat. Dan, tentu saja, untuk menuju ke sana dapat ditempuh dengan beragam cara.

Adalah Pondok Pesantren Roudlotul Muta’abbidin, sebuah pesantren di Kabupaten Lamongan, yang meyakini bahwa Ponpes Lirboyo memiliki sistem unik untuk mempertahankan kesalafannya. Maka siang itu, Senin (11/01), sang pengasuh, Ustadz Ibnu Abbas, datang dengan beberapa minibus yang membawa dua kelompok besar: 36 santri putra dengan beberapa ustadznya, yang segera menuju kantor Al-Muktamar. Dan di lain sisi, 54 santri putri melangkah ke arah Ponpes Hidayatul Mubtadiaat.

Waktu mereka tidak banyak. Hanya 24 jam untuk meraba sistem pembelajaran. Maka sore itu juga, santri putra membaur dalam aktivitas musyawarah santri Ibtida’iyyah. Tidak cukup di situ. Setelah jama’ah shalat Isya, mereka diarahkan menuju gedung Muhafadzah. Salah satu pembimbing mereka, Ustadz Thaha, menilai, proses muhafadzah ini menjadi salah satu unsur penting yang ingin mereka ketahui. “Kiranya, metode menghafal ini cocok dengan suasana pendidikan di pesantren kami. Muhafadzah sangat membantu santri untuk memahami pelajaran,” tegasnya.

Perlu diketahui, Ponpes Roudlotul Muta’abbidin telah cukup lama menjalin hubungan dengan Ponpes Lirboyo. Sejak 2010, mereka rutin setiap tahun mengirimkan santri-santri mereka untuk ikut belajar bersama santri Lirboyo. Walhasil, semakin banyak sistem pendidikan yang dapat ditularkan di sana. Muhafadzah salah satunya. Dalam prakteknya, Ustadz Thaha menerangkan, muhafadzah sudah menjadi metode wajib bagi para santri. Imbasnya, pemahaman mereka pada pelajaran semakin tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.