Membaca Sebagai Pilar Peradaban

Membaca Sebagai Pilar Peradaban

Membaca Sebagai Pilar Peradaban | “Bacalah!” sebuah kalimat yang menjadi risalah pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW. Dari sekian banyaknya kosa kata yang dimiliki bangsa Arab. Kata “Baca” dipilih Allah SWT sebagai permulaan dari firman-firman-Nya.

Selain itu, sang pembawa pesan agung tersebut mengulang kalimat itu hingga tiga kali. Kebetulankah? Atau memang peristiwa ini mengandung arti yang tersembunyi? Yang jelas risalah tersebut menjadi awal kemajuan peradaban bangsa Arab serta bangsa-bangsa lain setelahnya.

Hal ini bisa kita lihat bagaimana hak dan kehormatan wanita dapat kembali, yang sebelumnya mereka hanya dianggap sebagai pelepas dahaga. Bagaimana orang-orang yang menjadi umatnya memiliki kualitas keilmuan yang tinggi.

Bila kita renungkan, ajaran Agama Islam begitu royal terhadap pemeluknya terkait urusan membaca. Hal ini bisa dilihat bagaimana Nabi memerintahkan sahabatnya untuk mempelajari bahasa asing disaat mereka akan menerima buku-buku dari negara luar Arab.

Dalam hadist yang disampaikan oleh Imam Thobari di dalam kitabnya, Ghayah Al-ahkam Fi Ahadist Al-Ahkam. Nabi SAW tidak menginginkan adanya buku yang terasing dan berdebu, karena tidak ada yang membacanya.

baca: Membaca Hati Santri Karomah Kiai Mahrus

Mengintip Sejarah

Kita intip apa yang ada di balik kejayaan Islam pada awal abad ke-7. Sejarah mencatat bahwa kemajuan peradaban bangsa Arab dan agama Islam didorong adanya penerjemahan buku-buku asing, seperti buku-buku para pemikir Yunani, baik dikarang oleh Aristoteles terkait logika dan filsafat serta kajian-kajian ilmiah yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.