LirboyoNet, Kediri—Rabu malam (06/09), selepas Isya’, Pondok Pesantren Lirboyo Unit Al Mahrusiyah III kedatangan tamu. Beberapa mobil berjejer di lapangan pondok pesantren yang terletak di desa Ngampel, Mojoroto Kota Kediri itu. Plat mobilnya bermacam-macam. Rupanya, para tamu yang datang memang berasal dari kota yang berbeda-beda.
Sebagian besar tamu itu adalah para pemimpin pondok pesantren se-Jawa Timur. Dari Jombang, Trenggalek, dan beberapa daerah lain. Mereka tergabung dalam RMI, Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU Jawa Timur. Mereka berkumpul malam itu di kediaman Agus Reza Ahmad Zahid, pengasuh Ponpes Al Mahrusiyah. Beliau, selain sebagai pengasuh, adalah ketua RMI Wilayah Jawa Timur. Maka wajar jika para pemimpin ponpes se-Jawa Timur berkumpul di sana. Tapi apa pasal mereka berkumpul?
Di malam itu, mereka bersama-sama menerima kunjungan dari staf kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Pusat. Ada beberapa perkara penting yang perlu kedua belah pihak, RMI dan Kementerian Koperasi dan UKM, untuk diketahui dan didiskusikan. Yang paling utama adalah adanya keinginan kementerian untuk merangkul pondok pesantren dalam menguatkan kegiatan ekonomi bangsa berbasis UKM.
Diana, salah satu perwakilan staf, menyebut bahwa pesantren sudah selayaknya diperhatikan oleh negara dalam pembangunan ekonomi. “Ekonomi pesantren dewasa ini perlu digerakkan. Terutama di sektor usaha kecil dan menengah. Negara sekarang memberikan keluasan kepada para pengusaha kecil.”
Diantara keluasan itu, sebut Diana, adalah perizinan usaha yang semakin dipermudah. Bahkan, bagi UKM, pengurusan izin sama sekali tidak dipungut biaya. “Kami juga memberikan program label halal gratis bagi UKM,” imbuhnya.
Gus Reza, nama akrab Agus Reza Ahmad Zahid, menegaskan bahwa wirausaha bukan lagi barang asing di lingkungan pesantren. “Pesantren tradisional pun, yang notabene lebih eksklusif daripada pesantren modern, sekarang sudah terbiasa dengan pola-pola usaha perekonomian seperti ini. Sudah saatnya memang pondok pesantren memberi perhatian lebih kepada kemajuan perekonomian.”
Dalam praktiknya, Gus Reza menekankan adanya kepentingan untuk belajar ke lingkungan ekonomi yang telah sukses dan membuktikan diri. “Kita bisa mencontoh prilaku-prilaku ekonomi di daerah maju, seperti China, Singapura, atau bahkan Rusia,” sebut beliau. Disambung oleh Diana, bahwa perekonomian di negara-negara maju telah ditata sedemikian rapi. Sehingga tercipta lingkungan ekonomi yang sehat, berkembang dan maju pesat.
Diana menyebut, dalam waktu dekat ini, akan ada festival ekonomi khusus bagi pondok pesantren, di mana nanti diharapkan ada bibit-bibit usaha yang mampu muncul dan berkembang, sehingga dapat menggerakkan perekonomian pesantren menuju tingkat yang lebih baik.][
0