Pada suatu hari, datanglah seorang lak-laki ingin menemui khalifah Umar bin Khattab RA. Maksud kedatangan lelaki tersebut ialah untuk mengadukan sikap istrinya yang dianggap buruk. Ketika ia menghampiri Umar bin Khattab RA, ia melihat Umar RA sedang marah kepada istrinya. Melihat kejadian itu, lelaki tersebut hanya bisa diam mematung tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
“Hai lelaki, ada apa kiranya gerangan menemuiku?” tanya Umar kepada lelaki yang sejak tadi berdiri memperhatikan dirinya.
“Kedatanganku kesini untuk mengadu perihal perilaku istriku yang buruk. Tetapi disini aku melihat engkau juga mengalami hal yang serupa, wahai Amirul Mukminin” jawab lelaki itu.
Mendengar jawaban demikian, khalifah Umar bin Khattab RA berkata, “Wahai saudaraku. Ketauhilah bahwa istrikulah yang memasak makananku, mencuci pakaianku, memenuhi kebutuhanku, dan menyusui anak-anakku. Ketika ia berbuat buruk satu kali maka aku tidaklah mengingat satu keburukan itu, lantas melupakan kabaikannya yang begitu banyak. Karena sesungguhnya di antara aku dan istriku hanya ada dua hari. Apabila suatu hari aku meninggal, maka aku tak akan lagi bersamanya. Atau suatu hari ketika ia meninggal, maka dia tak lagi bersamaku.”
Lelaki itu undur diri dari hadapan khalifah Umar bin Khattab RA. Kegundahan hatinya kini telah berubah menjadi kebahagiaan tersendiri baginya.[]waAllahu a’lam
________________________
Disarikan dari kitab Al-Fawaid al-Mukhtaroh, halaman 235, cetakan Ma’had Dalwa.
0