Mengetahui niat puasa sunnah Senin Kamis, dalil dan anjuran untuk melaksanakannya menjadi hal yang penting untuk diketahui bagi orang yang akan melakukan puasa sunah senin kamis.
Karena puasa sunah ini merupakan amalan yang sangat sering dilakukan Rasulullah SAW dan beliau sangat menyukainya. Sehingga sudah selayaknya bagi kita sebagai umat beliau untuk mengikuti dan meneladani sunah beliau yaitu dengan berpuasa sunah Senin Kamis.
Bagi orang yang melakukannya, akan banyak sekali manfaat dan keutamaan yang bisa didapat. Manfaat dan keutaamaan ini bisa dilihat dalam pandangan hikmah secara sosial maupun hikmah secara spiritual. Namun pembahasan ini akan kami tuliskan pada artikel selanjutnya.
Sedangkan di sini, akan dibahas tentang niat, dalil dan anjuran berpuasa Senin Kamis.
Tidak perlu menunggu lama, langsung saja masuk ke dalam pembahasannya.
Lafal Niat Puasa Sunah Senin Kamis

Pada umumnya, melafalkan niat puasa sunah Senin Kamis dilakukan pada malam. Namun bagi orang yang lupa niat pada malam hari, masih diperbolehkan untuk melakukan niat di siang hari, dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Batasan niat di siang hari sendiri yaitu dari pagi sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu Zuhur). Karena puasa senin kamis sendiri merupakan puasa sunah yang tidak mewajibkan seseorang untuk menginapkan niatnya (tabyitun niyat)
Berbeda halnya dengan puasa wajib, yang mengharuskan seseorang untuk melafalkan niatnya pada malam hari.
Hal demikian sebagaimana ungkapan Nabi Muhammad yang memerintahkan untuk pada malam hari
من لم يبيت الصيام قبل الفجر فلا صيام له
“Orang yang belum berniat pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ibnu Majah)
Berikut akan kami jelaskan niat puasa sunah Senin Kamis secara terperinci:
Niat Puasa Sunah Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta‘âlâ.”
Atau bisa juga dengan melafalkan niat puasa di bawah ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin ini karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Sunah Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta‘âlâ.”
Bisa juga mengucapkan lafalnya dengan bacaan niat di bawah ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Kamis ini karena Allah ta’ala.”
Dalil dan Anjuran Melakukan Puasa Sunah Senin Kamis

Ada satu pertanyaan yang pernah mengelitik telinga penulis, yaitu: Apa keistimewaan hari Senin dan Kamis dengan hari-hari yang lain, sehingga orang Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah pada hari tersebut?
Penulis akhirnya menjawab bahwa sudah sangat jelas tercatat dalam beberapa dalil, bahwa hari Senin dan Kamis memiliki keutamaan tersendiri. Pahala puasa sunah hari Senin dan Kamis juga sangat banyak, sehingga sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Keutamaan tersebut penulis jelaskan dalam uraian di bawah ini.
Hari Senin dan Kamis: Hari Disampaikannya Amal Kepada Allah

Bagi orang Islam, sangat dianjurkan untuk melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis. Karena pada hari tersebut, amal perbuatan yang dikerjakan oleh seseorang diperlihatkan kepada Allah SWT.
Jika pada hari itu seseorang dalam keadaan berpuasa, maka Allah akan melihat amal orang tersebut dalam keadaan sedang berpuasa. Keadaan ini menjadi nilai tambah tersendiri di hadapan Allah bagi para hambanya.
Penjelasan ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim yang mengungkapkan:
عن أبي هريرة -رضي الله عنه-، أنّ النبيّ -عليه الصلاة والسلام- قال: تُعْرَضُ الأعْمالُ في كُلِّ يَومِ خَمِيسٍ واثْنَيْنِ، فَيَغْفِرُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ في ذلكَ اليَومِ، لِكُلِّ امْرِئٍ لا يُشْرِكُ باللَّهِ شيئًا، إلَّا امْرَءًا كانَتْ بيْنَهُ وبيْنَ أخِيهِ شَحْناءُ.
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Amal perbuatan manusia diperlihatkan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis. Allah Ta’ala memberi ampunan di hari-hari itu bagi setiap orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun, kecuali orang yang masih memiliki perselisihan dengan saudaranya.” (HR. Muslim)
Mengikuti Sunah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW sangat bersemangat dalam melaksanakan puasa sunah Senin Kamis. Hal ini sebagaimana riwayat yang disampaikan oleh Usamah bin Zaid:
عن أسامة بن زيد -رضي الله عنه-: (يا رسولَ اللَّهِ! إنَّكَ تَصومُ حتَّى لا تَكادَ تُفطرُ، وتُفطرُ حتَّى لا تَكادَ أن تَصومَ! إلَّا يَومَينِ إن دَخلا في صيامِكَ وإلَّا صُمتَهُما، قالَ: أيُّ يومينِ؟ قُلتُ: يومَ الاثنينِ ويومَ الخَميسِ، قالَ: ذانِكَ يومانِ تُعرَضُ فيهما الأَعمالُ على ربِّ العالمينَ، فأحبُّ أن يُعرَضَ عمَلي وأَنا صائمٌ)؛
Dari Usamah bin Zaid RA berkata: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa, kecuali dua hari. Apa yang membuat engkau berpuasa pada dua hari tersebut?”
Beliau menjawab: “Ya, dua hari itu adalah hari Senin dan Kamis. Pada hari-hari itu amal perbuatan manusia diperlihatkan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Aku ingin amalku diperlihatkan, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasai)
Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang Muslim untuk meneladani dan mengikuti sunah Nabi yaitu dengan berpuasa sunah Senin Kamis.
Hari Senin: Hari Lahirnya Rasulullah SAW

Alasan Rasulullah sangat menyukai sering melakukan puasa sunah hari Senin, karena pada hari Senin memiliki makna yang istimewa, yaitu dilahirkan dan diangkatnya Rasulullah menjadi Nabi.
Ini sebagaiman yang dijelaskan dalam sebuah hadis yang berbunyi:
فقد ورد في صحيح مسلم أنّ النبيّ: (سُئِلَ عن صَوْمِ يَومِ الاثْنَيْنِ؟ قالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ، أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ)
Dalam hadis Shahih Muslim, Rasululah ditanya tentang puasa pada hari Senin, dan beliau menjawab, “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, dan di hari itu pula aku diangkat menjadi nabi atau wahyu turun kepadaku.” (HR. Muslim)
Inilah alasan mengapa Rasulullah sangat bersemangat dalam melakukan puasa sunah pada hari Senin.
Penutup

Sebagai umatnya, sudah selayaknya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu dengan berpuasa pada hari-hari yang sangat disukai oleh beliau.
Dengan hal itu, menjadi bentuk penghormatan dan kecintaan seorang umat terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh manusia.
Selain puasa sunah Senin Kamis, kami juga menuliskan kesunahan dan niat puasa di bulan Syawal. Anda bisa membaca tulisannya website ini.
“Pada hari Senin dan Kamis, amal perbuatan manusia diperlihatkan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam.”