Pembukaan Majelis Sholawat Kubro

Majelis Sholawat Kubro, atau akrab ditelinga santri dengan akronim Masbro, sudah dibuka pada malam Jumat (27/0717) kemarin. Meski Aula al-Muktamar diguyur hujan para santri tetap bersemangat untuk menghadiri majelis sholawatan ini. Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap Jumat muda, yakni malam Jumat pertama tiap bulannya. Masbro dibuka oleh KH. M. Anwar Manshur. Dalam pembukaan itu, beliau memberi bekal berupa nasehat-nasehat kepada para santri:

“Kewajiban orang tua kepada anak supaya memberi nama yang baik seperti nama Muhammad, Abdulloh.”

“Kewajiban orang tua lagi adalah memintarkan anak, atau diberi pendidikan. Jika tidak mampu maka wajib memondokkan anak ke pesantren.”

“Kita dihidupkan Allah itu untuk ibadah, dan ibadah itu harus ada ilmunya. Ilmu itu nomer satu karena ibadah tanpa ilmu tidak sah.”

“Kalian sudah mau mengaji, itu karena kalian adalah pilihan Allah SWT.”

“Kalian semua dipondokkan oleh orang tua untuk mengaji, untuk sekolah, untuk musyawarah. Bukan untuk yang lain. Kalian sebagai generasi utusan dari masyarakat yang ditunggu kepulangannya dengan membawa ilmu, jangan sampai mengecewakan. Maka dari itu mempenglah dalam belajar. Karena suatu saat nanti kalian akan pulang entah pulang ke mana. Untuk kepulangan ini kalian membutuhkan bekal. Jadi, kalian pulang harus bisa ngaji. Jika kalian gagal yang malu orang tua, guru-guru dan pondok kalian.”

“Jika kalian ingin berangkat musyawarah, alangkah baiknya dibaca dulu pelajarannya, agar dalam bermusyawaroh dapat bertukar pikiran dengan teman-teman dan ra’is di kelas.”

“Puasa itu bagus. Tapi daripada kamu semua puasa tapi tidak kuat untuk belajar, lebih baik tidak puasa, makan yang kenyang dan mempeng dalam belajar.”

“Resep supaya cepat pintar, kamu harus mempelajari pelajaranmu yang kemarin sebanyak 7 kali, untuk yang kemarinnya lagi 6 kali, untuk yang kemarin kemarinnya lagi 5 kali sampai satu minggu yang lalu 1 kali.”

“Waktu yang paling baik untuk belajar itu di pagi hari karena di waktu itu adalah waktu yang tenang untuk belajar.”

“Kalian semua di pondok diajarkan akhlakul karimah. Semua hal buruk dari rumah supaya ditinggalkan. Di sini kalian semua harus membuka lembaran baru.”

“Jamaah jangan sampai ditinggal, meski hanya 2 orang. Karena dengan jamaah akan memudahkan untuk belajar dan menghafal.”

“Pondok pesantren memiliki atura,n madrasah juga memliki aturan, jadi taatilah peraturan yang telah ditetapkan karena peraturan itu juga yang mengesahkan adalah para masyayikh.”

“Sampean perhatikan ucapan Sayyidina Umar. Jaddidis safinah, fa innal bahra ‘amiq. Perbaiki perahumu, karena lautan sangat dalam. Belajarlah yang sungguh-sungguh karena situasi yang akan engkau tapaki sangatlah luas. ”

 

Semoga bermanfaat bagi para santri. Amin.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.