Pembukaan Sorogan LBM

Lirboyonet, Kediri-secara resmi LBM telah membuka progam belajar dengan sorogan pada hari Senin sore (07/08/17) di gedung LBM, dalam acara pembukaan tersebut para santri yang telah mendaftar sebanyak 350 juga datang karena hal itu menjadi wajib berkat keikutsertaan mereka dalam program belajar sorogan.

Salah satu dari banyaknya santri yang ikut sorogan di LBM mendapatkan piagam penghargaan dari Tim sorogan LBM yang penyerahannya diserahkan langsung oleh Agus H. Sa’id Ridlwan, dan hebatnya lagi santri tersebut masih kelas 1 Tsanawyyah.

Agus H. Sa’id Ridlwan sebelum memberikan wejangan kepada peserta sorogan beliau berpesan kepada para penyorog untuk tetap bersemngat belajar bersama teman-teman santri yang masih sekolah, karena metode yang ampuh dalam belajar adalah dengan halaqoh. Sekelas Imam Al- Buyti yang merupakan murid dan pengganti Imam Syafi’i  juga melakukan metode halaqoh terhadap gurunya, meskipun Imam Al- Buyti sebelumnya sangat sulit untuk memhami pelajaran akan tetapi dengan halaqoh beliau bisa menjadi mufti.

Beliau juga berpesan kepada para santri peserta sorogan :

Prinsip mengaji, Mencari ilmu itu tempatnya jangan hanya dikatakan di madrasah atau musyawaroh, ilmu itu tempatnya ada pada orang yang lebih ‘alim dari kamu, siapapun itu, mau mustahiq atupun teman sendiri. Datangilah orang-orang itu agar kamu bisa menyerap ilmunya. Siapapun yang lebih pinter ambil ilmunya.

Perlu diketahui di mesir pernah dilakukan riset dalam  pembelajaran, diantara metodologi belajar yang paling hebat dan juga untuk kejiwaanya itu ternyata adalah model halaqoh atau sorogan

Beliau juga bercerita “Paling banyak saya mendapatkan ilmu itu dengan mujalasah seperti privat kepada guru yang berupa sorogan bahkan para alumni yang telah menjadi mufti atau yang lainnya di daerah masing-masing juga awalnya melakukan privat sorogan”

Syarat menjadi ulama yang mutlak harus ahli membaca kitab tidak ada yang ahli bahtsu, ahli fatwa yang tidak ahli kitab dan tempat yang paling tepat untuk bisa membaca kitab ada di sorogan.

Cara belajar yang harus disiapkan setiap pelajaran itu empat metode yang harus dikuasai, Pertama harus bisa membaca tulisannya sendiri yang sesuai dengan kaedah nahwu shorof, Kedua harus bisa memurodi dengan benar. sampai-sampai, ada santri yang bener-bener ingin bisa memurodi, murod dari gurunya ditulis, jika itu sudah maka yang ketiga harus bisa menerangkan, dan yang keempat ini merupakan tambahan yakni siapkan kemusykilan. Dengan begitu maka mendapatkan ilmu akan cepat.

Semua itu hanyalah metode tetapi yang terpenting adalah kemauan dari dalam hati untuk menjadi yang lebih hebat, tinggal kita mau untuk bersungguh-sungguh, mempeng karena dalam mencari ilmu harus sabar dan istiqomah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.