Puasa Arafah

Semua bulan dan hari pada hakikatnya adalah baik. Namun diantara yang baik itu, ada beberapa yang lebih baik atau istimewa, hari arafah misalnya. Bulan Dzulhijjah sendiri termasuk dari bulan yang istimewa selain Ramadhan, Rajab, Dzulqo’dah, dan Muharram. Dan tidak terasa, kita sudah bertemu lagi dengan bulan Dzulhijjah, bahkan lusa kita akan bertemu kembali dengan lebaran kurban, Idul Adha.

Hari Arafah sendiri adalah saat dimana umat muslim yang melakukan ibadah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Dalam sebuah riwayat dikatakan, pada hari Arafah Allah mengundang para malaikat dan berkata, “Wahai malaikatKu, lihatlah hamba-hambaKu. Mereka datang dari berbagai belahan bumi dengan tampang yang acak-acakan, menghabiskan harta dan menyusahkan badannya, demi berkumpul jadi satu di padang Arafah. Saksikanlah wahai malaikatKu, bahwa hari ini Aku ampuni dosa-dosa mereka.” Begitulah kemuliaan mereka yang diberi panggilan bisa berkumpul di padang Arafah.

Untuk kita yang kebetulan saat ini belum mendapatkan panggilan, jangan berkecil hati. Karena kita yang saat ini berdiam diri di rumah pun, sejatinya bisa mendapatkan banyak pahala dari keistimewaan bulan Dzulhijjah ini. Sungguh, sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang bisa melakukan puasa 10 hari sejak awal bulan Dzulhijjah kemarin. Bagi yang kebetulan berhalangan, masih ada sisa sehari. Mudah-mudahan besok kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan berpuasa.

Hukum melaksanakan ibadah puasa Arafah adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Imam Nawawi berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah.”

2 thoughts on “Puasa Arafah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.