Rutinan Ngaji al-Hikam Pondok Pesantren Lirboyo

foto;kh.muid shohib lirboyo

Kitab al-Hikam ini termasuk kategori kitab tasawuf yang ditulis oleh seorang ulama besar dan guru sufi bernama Syaikh Ahmad ibn Muhammad ibn Atha’illah as-Sakandari.

Nama lengkapnya Tajuddin, Abu al-Fadl, Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Karim bin Atho’ as-Sakandari al-Judzami al-Maliki al-Syadzili berasal dari bangsa Arab. Nenek moyangnya berasal dari Judzam yaitu salah satu Kabilah Kahlan yang berujung pada Bani Ya’rib bin Qohton, bangsa Arab yang terkenal dengan Arab al-Aa’ribah. Lahir di kota Iskandariah tahun 648 H/1250 M, lalu pindah ke Cairo dan meninggal di pemakaman al-Qorrofah al-Kubro Mesir pada 1309 M.

Ibnu Atha’illah adalah tokoh penting dalam Thariqah Syadziliyah, yang dalam tradisi NU, thariqah ini termasuk salah satu dari Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyah. Apresiasi NU terhadap Ibnu Atha’illah dan kitabnya al-Hikam, bahkan menurut Para Masyayih telah mengispirasi lahirnya nama Nahdlatul Ulama.

Beberapa pondok pesantren telah menetapkan waktu-waktu khusus untuk mempelajari kitab ini. Semenjak tahun 2002 M, Pondok Pesantren Lirboyo mempunyai agenda khusus di setiap hari Kamis Legi, yaitu mengadakan pengajian kitab al-Hikam.

Diadakannya pengajian ini berawal dari usulan dari beberapa Mutakhorijin (para alumni, Red) yang meminta kepada Romo KH. Idris Marzuqi agar bersedia membacakan kitab  karya Ibnu Athoillah as-Sakandari tersebut. Setelah Romo KH. Idris wafat pada tanggal 10 Sya’ban 1435 Hijriah, kemudian pengajian rutin Kamis Legi diteruskan oleh Romo KH. Anwar Manshur.

Pengajian dimulai sekitar pukul 09.00 Wis. Pengajian ini biasanya dimulai dengan tahlil kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kitab al-Hikam oleh Romo KH. Anwar Manshur.

Para alumni yang hadirpun dengan khusyu’ menyimak kata demi kata petikan indah kitab al-Hikam karya Syaikh ibn Atha’illah tersebut. Baris demi baris kitab kuning yang mereka bawa dimaknani gandul ala pesantren. Cukup lama Romo KH. Anwar Manshur menyampaikan pengajian al-Hikam, kira-kira sampai pukul 11 Wis.

Tanggal 03 Agustus 2023 M, telah dislenggarakan ngaji rutinan al-Hikam yang ke-3. Seusai Romo KH. Anwar Manshur mebacakan kitab al-Hikam, beliau menyampaikan rasa syukurnya karena kita masih digerakan hatinya oleh Allah Swt untuk mengaji. Ini adalah pertolongan yang sangat besar. Karena orang yang tidak memiliki ilmu itu tidak ada harganya. Sembari mengutip Hadis Nabi Muhammad Saw;

قيمة المرء ما يعلم و ما يحصل

“Jadi alhamdulillah, kita oleh Gusti Allah dimudahkan mengaji itu adalah pertolongan yang sangat besar sekali. Sebab mengaji, kita menjadi tahu jalan yang baik dan jalan yang buruk. Jalan yang baik dilakukan dan jalan yang buruk ditinggalkan. Itu pertolongan yang sangat besar”.Jelasnya.

Lebih lanjut beliau berpesan; “Maka sebisanya, jika sudah waktunya mengaji, didatangi saja. Walaupun keadaannya kurang mendukung. Karena berkumpul dengan orang banyak seperti ini, insya Allah, kelak di akhirat akan disyafaati oleh orang-orang ‘alîm. Itu yang dikehendaki kita. Ya tidak tahu, siapa yang bia mensyafaati kelak. Kita hanya meminta, semoga kita disyafaati oleh orang yang baik-baik”.Sambungnya.

“Jika berkumpul dengan orang yang buruk, maka jadi buruk. Jika berkumpul dengan orang yang baik, insya Allah walaupun kita belum baik, maka akan menjadi baik. Karena berkumpulnya dengan orang-orang yang baik semua”.Jelasnya.

Sebelum menutup dengan doa beliau menerangkan hadis Nabi Muhammad Saw;

يحشر الناس مع من أحب

“Orang itu kelak di akhirat akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai. Jika kita senang dengan orang yang baik, insya allah akan dikumpulkan dengan orang yang baik. Jika kita cinta dengan orang yang buruk, maka akan dikumpulkan dengan orang yang buruk. Makanya, cinta kepada orang yang baik saja.” Pungkasnya. Sembari berdoa “Semoga kelak di akhirat, kita dikumpulkan dengan orang yang baik”.

Momen yang juga ditunggu oleh para santri adalah mushofahah atau bersalaman dengan sang guru. Hal ini pula yang terlihat seusai pengajian al-Hikam di Lirboyo. Para santri harus sabar menunggu kesempatan untuk dapat bersalaman dengan Romo Kyai.

Jika tidak terlalu terburu-buru, santri juga bisa menunggu kesempatan mushofahah dengan bercengkerama dengan rekan sesama alumni yang hadir. Terlihat wajah-wajah sumringah dan penuh keceriaan karena pertemuan ini seringkali membangkitkan memori saat masih bersama-sama dalam masa penuh barokah di pondok pesantren.

Jangan lupa untuk dukung youtube dan media sosial Pondok Lirboyo, agar semakin berkembang dan maju. Baca juga khutbah jumat lainnya di lirboyo.net.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.