LirboyoNet, Kediri – Gedung Lajnah Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo (LBM-P2L) Senin lalu (22/8) dipenuhi ratusan siswa dari berbagai tingkatan kelas Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien. Mereka berkumpul dalam suasana sejuk demi menggairahkan kembali motivasi belajar di pondok pesantren dan menumbuhkan kembali hasrat dalam menuntut ilmu. Demi menghadiri Pembukaan Aktivitas Sorogan LBM itu, banyak santri bahkan tak mendapatkan ruang kosong di dalam ruangan, hingga terpaksa mengikuti acara dari luar gedung.
Pembukaan ini diisi dengan beberapa rangkaian. Salah satunya, motivasi yang disampaikan oleh Agus H. Said Ridwan. “Yang patut diperhatikan dalam kegiatan sorogan LBM adalah, sorogan itu bukan hanya sekedar datang, belajar, kemudian pulang. Selesai. Tidak begitu. (Hal yang juga penting adalah) peserta sorogan wajib kenal dengan penyorognya. Begitu juga sebaliknya.” Dengan begitu, akan terjalin suatu hubungan baik antara guru dan murid sehingga barokah yang diperoleh lebih besar. Jelas, ini akan berimbas pada hasil belajar santri.
Sebagaimana diketahui, sorogan adalah metode pembelajaran santri aktif di hadapan seorang guru. Mereka, para santri, bergantian membaca kitab kosong mereka di depan guru (baca: penyorog) untuk mendapatkan koreksi dan tashih (pembenaran). Metode ini umum digunakan dalam mayoritas pesantren untuk belajar Alquran dan kitab kuning.
Yang berlaku selama ini, terutama di LBM P2L, santri tidak hanya membaca teks yang tertera. Mereka juga dituntut untuk membacakan maknanya. Padahal, mereka tidak diperbolehkan membawa kitab yang bermakna. Walhasil, cara yang demikian ini mengharuskan mereka, terutama bagi yang masih pemula, untuk mempelajari materi berkali-kali di berbagai tempat, agar dapat menghafal tarkib (susunan kalimat) dan makna dengan tepat.
Untuk menjaga kualitas belajar santri, Cak Said, sapaan akrab beliau, menekankan bahwa kualitas penyorog juga menjadi faktor utama dalam menentukan hasil santri bimbingannya. Maka, LBM tidak main-main dalam menyeleksi siapa saja yang berhak menjadi penyorog.