LirboyoNet, Kediri – Pondok Pesantren Lirboyo mengembangkan sayapnya hingga mempunyai pondok cabang yang cukup pesat perkembangannya. Hari Kamis (12/09/13) Dewan Harian Pondok induk melaksanakan silaturrohim ke Pondok Cabang. Silaturrohim ini merupakan agenda tahunan yang tujuannya untuk mengetahui perkembangan Pondok Cabang.
Pondok Cabang Pagung Kediri
Pondok Cabang Pagung terletak dikawasn pegunungan, suasana yang tenang nan sejuk menyelimuti kawasan pondok, sawah dan perkebunan berjejer sepanjang jalan. Rombongan tiba Pukul 12.00 WIB disambut langsung oleh sang pengasuh K. M. Salim Thobroni. Beliau almuni Lirboyo era 90an, Berasal dari Tarokan Kediri.
Bapak HM. Mukhlas Noer selaku pimpinan rombongan mengawali perbincangan kami, beliau menyampaikan maksud silaturrohim ke pondok ini. Kiaipun bercerita peristiwa dan perkembangan yang terjadi di Pondok Pagung. Alhamdulillah untuk tahun sekarang santri lebih meningkat baik putra maupun putri, tutur beliau. Beliau menambahkan, kegiatan baik madrasah maupun rutinan dengan masyarakat mendapatkan sambutan yang baik dan antusias yang cukup besar sehingga keberadaaanya dapat membantu masyarakat khususnya dibidang keagamaan.
Tak terasa hampir satu jam perbincangan dengan K. Salim, kamipun pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Jombang, sebeum mengakhiri perbincangan beliau berpesan khidmah di Pondok harus dilakukan dengan rasa ikhlas dan istiqomah. Perbincangananpun ditutup dengan doa oleh K. salim.
Sowan ke romo KH. M. Abdul Aziz Manshur
Perjalananpun dilanjutkan menuju PP. Roudlotun Nasyi-ien Pacul Gowang. Sampai disana ternyata kami tidak langsung menemui kyai Aziz , karena ada acara haul KH. Manshur Anwar yang tiada lain adalah ayahanda beliau. Kamipun mengikuti prosesi acara haul hingga selesai. setelah itu, kami bisa bertemu dengan beliau dan selaku pimpinan rombongan bapak HM. Mukhlas Noer menyampaikan maksud dan tujuan, sebelum mengakhiri sowan kami, romo yai berpesan bahwa amanah para pengasuh yang diembankan harus dijalankan sebaik-baiknya dan beliau mengambil maqolah جدد السفينة فان البحر عميق bahwa kita bekhidmah mampu memperbaharui tujuan dan rencana yang akan kita kerjakan, hal ini diumpamakan dalam maqolah tersebut seperti memperbaharui perahu yang akan mengarungi samudra luas.
[ads script=”1″ align=”center”]
PP. Cabang Turen Malang
Pukul 16.00 kami bertolak ke Malang, namun ditengah pejalanan ada kemacetan yang cukup lama sehingga perjalananpun mengalami kendala tapi tidak menyurutkan semangat kami untuk bersilaturrohim ke pondok cabang yang berada di Turen, Malang.
Sekitar empat jam kami menempuh perjalanan yang cukup menarik, pasalnya menelusuri jalan yang berbelok dan naik turun. Disana kami disambut dengan ramah oleh sang pengasuh KH. Romadhon, setelah tamat studinya beliau berkhidmah di Pondok Lirboyo yang akhirnya mendapatkan tugas untuk mengurus Pondok Cabang.
Beliau memaparkan perkembangan pondok yang cukup signifikan, terbukti ada peningkatan santri yang belajar disitu, walaupun masih banyak yang masih sekolah di luar area pondok. Sekarang asrama santri semakin banyak ditambah dengan masjid sebagai penunjang belajar dan dakwah beliau. Di akhir pertemuan kami, kiai Romadhon berpesan dari pengalamanya ketika masih di Lirboyo bahwa ketika berkhidmah di pondok, harus dengan ikhlas dan istiqomah, karena sangat berat untuk dilakukan.
PP. Cabang Bakung Blitar
Waktu semakin larut malam, udarapun kian dingin tapi Perjalanan tetap dilanjutkan kebakung Blitar, sebelum bertolak ke Blitar, kami istirahat sejenak di rumah bapak HM. Mukhlas Noer. Sekitar jam 1.00 kami berangkat menuju blitar.
Perjalanan yang berliku-liku, pepohonan yang berderet disepanjang jalan dan udara yang dingin menemani perjalanan kami ke Bakung. Daerah ini terletak di pegunungan yang tergolong masih awam masyarakatnya. Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya kami tiba dilokasi sekitar jam 03.30 keadaan masih gelap dan udara dingin merasuk dalam tubuh akhirnya kami istirahat untuk menunggu pagi.
Pukul 05.30 sang pengasuh K. M. Syakhson keluar dari rumah, kami langsung menghampiri beliau dan diajak kedalam, terjadilah percakapan yang seru, karena pondok ini berada di daerah yang masyarakatnya masih awam dalah hal agama, apa lagi ada yang mengatakan peninggalan pemikiran PKI masih ada. Kyai Syakhson menjelaskan perkembangan Pondok yang yang cukup pesat terutama santri yang ikut belajar walapun belum menetap, para orang tuapun antusias mengikuti kegiatan rutinan yang dilaksanakan di pondok seperti istighosah, maulidan dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan pondok ditengah-tengah masyarakat sudah diterima dan dibutuhkan. Hampir dua jam percakapan ini tak terasa dan selaku pimpinan rombongan HM. Mukhlas Noer mohon undur diri untuk pulang kepondok, sebelumnya kyai Syakson meminta doa untuk kelangsungan dan perkembangan Pondok Bakung dan beliau berpesan untuk ikhlash dalam berkhidmah.akhlish
0
sering moco kopingho to cah kok bahasane penulis perlu di apiki maneh