Tawakal : Sebuah Penghambaan Diri Kepada Allah

Tawakal

TAWAKAL : SEBUAH PENGHAMBAAN DIRI KEPADA ALLAH

Oleh: Mohammad Hasan Alkafrowi*

Syahdan, ada seekor rusa yang sedang berlari kencang untuk menghindar dari amukan api yang tiba-tiba saja melahap habis hutan yang selama ini ia tempati. Rusa tersebut tetap berusaha mengayunkan kakinya untuk bisa keluar dari hutan agar ia bisa selamat. Api yang berkobar hebat di belakangnya sudah tidak terkendali lagi. Yang bisa ia lakukan hanya berlari dan berlari supaya api tersebut tidak sampai membumihanguskan dirinya.

               Saat tiba di ujung hutan, takdir sepertinya tidak memihak padanya. Sewaktu ia menatap sebuah laut memanjang, menghentikan gerak kakinya. Saat ia menoleh ke belakang, kobaran yang menyala-nyala juga sudah siap untuk melahap tubuh mungilnya. Bukan hanya itu saja, dari kejauhan terlihat seorang pemburu yang sudah mulai menarik anak panah untuk bisa melumpuhkannya.

               Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menggeleng-gelengkan kepalanya karena kebingungan mencari cara agar selamat dari kejadian ini. Karena api sudah berada tepat di belakangnya, dan anak panah dari pemburu tadi sudah hendak dilepaskan, ia berteriak lantang:

“Allah Akbar.”

               Dari celah cakrawala, langit menyambar. Suara dari kilat petir membuat mata siapa saja yang melihatnya terperangah, disusul dengan tetesan gerimis yang mulai turun dengan derasnya.

               Mendengar suara gemuruh petir yang begitu dahsyatnya, sang pemburu tersentak kaget. Arah incaran anak panaknya meleset jauh. Dan api besar yang hendak memmbungihanguskan seekor rusa tadi seketika padam sebab turunnya gerimis yang berjatuhan dari langit.

***

               Setiap kali masalah datang menimpa, kalimat terakhir yang keluar dari mulut kita adalah “Ya Allah!”. Setiap kali dalam keadaaan sedih, dalam keadaan tepuruk, atau sedang menghadapi masa-masa krisis, dengan santun dan penuh harap, kita meneriaki nama-Nya khusyu’, dengan disertai segenap semoga, semoga Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita. Sebab dalam keadaan demikian, hanya “jari-jemari” Allah yang bisa mengubah semuanya.

               Sayangnya kebanyakan dari kita selalu saja lupa tentang hal ini. Kita selalu mendahulukan akal daripada iman. Kita selalu dikalahkan oleh ego yang selalu mengatakan bahwa kita bisa menyelesaikan semua masalah kita sendiri, bahwa kita bisa mengubah keadaan dengan usaha kita.

               Inilah yang menjadi penyebab awal munculnya istilah menyerah dalam kamus kehidupan. Dan tanpa merasa bersalah sedikit pun, kita selalu mengatasnamakan istilah tawakkal di akhirnya.

Tak Sadar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.