Dawuh Romo KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus
Dalam acara Takhtiman Madrasah Murottilil Qur’an yang ke 42 yang dilaksanakan semalam, 09 Rabiul Akhir 1444 H. KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus menyampaikan tausiahnya sebagai berikut;
Rasulullah diutus oleh Allah untuk membawa risalah Allah. Rasulullah sendiri dalam berdakwah mengajak raja-raja besar. Pada masa Kanjeng Nabi, raja yang besar saat itu ada tiga, di antaranya; Raja Kisra, Rum (Romawi), Raja Kaisar, Iran (Persi) dan Raja Najasyi di Habasyi.
Raja Najasyi sendiri masuk Islam pada masa awal sahabat berhijrah. Beliau juga yang menampung para sahabat ketika berhijrah. Ketika itu, Raja Najasyi berdialog dengan para sahabat tentang Nabi Isa AS. Kata sahabat, Nabi Isa adalah ‘abdullah wa Rasulullah (hamba dan utusan Allah). Pendapat ini sesuai dengan pandangan Raja Najasyi, sehingga Raja Najasyi masuk Islam. Akan tetapi, setelah Raja Najasyi wafat, yang menggantikan ini tidak masuk Islam.
Kemudian oleh Rasulullah SAW mengirimkan surat kepada tiga raja ini;
السلام على الملك تبع الهدى اسلم تسلم
“Keselamatan untuk raja, ikutilah petunjuk, masuklah Islam maka kamu akan selamat.”
Rasulullah mengemban risalah dari Allah untuk disampaikan. Sehingga Rasulullah menyampaikan risalah kepada semuanya, kepada raja-raja besar pun disampaikan. Orang Yahudi diajak masuk agama Islam. Orang Nasrani dan Majusi pun begitu.
Menyampaikan Risalah ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya.” (Al-Maidah [5]: 67)
Dari uraian ini, KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus mengajak kepada segenap hadirin, khususnya para khotimin untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkan dengan mengajarkan kepada masyarakat luas.
Baca juga: Peringatan Haul Ketiga Al-Maghfurlah KH. Maftuh Bahtsul Birri
Mendo’akan Guru atas Jasa Besar yang Telah Diberikannya
Kemudian KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus melanjutkan tausiahnya;
Para khotimin membaca al-Qur’an merupakan pilihan Allah SWT. Dalam firmannya;
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,” (QS. Fatir [35]: 32)
Orang bisa membaca, memahami ajaran-ajaran al-Qur’an itu sebab taufiqillah (kesesuaian antara kehendak Allah dan perbuatan hambanya). Artinya kebaikan-kebaikan yang telah didapat ini supaya disyukuri. Sedangkan karena nikmat Allah itu ada kalanya disampaikan secara langsung, seperti; nikmat Islam dan iman. Ada kalanya disampaikan melalui orang lain, seperti guru, orang tua atau mertua kita. Maka (salah satu) cara mensyukurinya dengan mendo’akan dan berbuat baik kepada orang yang telah menyampaikannya kepada kita, baik itu orang tua, guru dan lain-lain.
Dalam hal ini beliau KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus mengajak kepada segenap hadirin agar selalu mengenang dan mengekspresikan rasa terimakasih atas jasa-jasa yang sangat besar yang diberikan para guru dengan cara mendo’akan kepada mereka.
KH. Abdulloh Kafabihi kemudian melanjutkan;
Karena tidak mungkin seseorang dapat membalas jasa-jasa guru (orang tua). Dalam hadis dikatakan;
لا يَجزي ولدٌ والدًا إلَّا أنْ يجِدهُ مملوكًا فيشتريَهُ فيُعتقَهُ
“Seorang anak tidak bisa membalas jasa kedua orang tuanya, kecuali anak tersebut menemukan orang tua dalam keadaan menjadi budak, lantas dibeli, kemudian dimerdekakan.”
Melalui jasa-jasa guru, kita bisa tahu keburukan (agar dihindari), kita bisa terhindar dari neraka sebab jasa-jasa guru dan kita bisa masuk surga karena jasa-jasa guru kita. Semoga kita dimasukkan ke surganya Allah.[]
Tonton selengkapnya: HAUL MBAH KYAI LIRBOYO & TAKHTIMAN AL QUR’AN KE 42
Sampaikan Risalah dan Do’akan Guru
Sampaikan Risalah dan Do’akan Guru