Dzulhijjah : Hamzah dan Umar Menemukan Islam

Dzulhijjah : Hamzah dan Umar Menemukan Islam

Dzulhijjah : Hamzah dan Umar Menemukan Islam – Tahukah kamu, jika kita membuka jendela sejarah Islam, pada bulan Dzulhijjah era awal Islam terdapat momen luar biasa yang menjadi tonggak kebangkitan agama ini. Momen ini bukan hanya membuat Islam menjadi kokoh dari dalam, Namun juga membuat dakwah Nabi Saw berpeluang menyebar lebih cepat. Sebab, Nabi Saw kerap kali mendapat ujian yang bertubi-tubi saat menyebarkan agama Islam di kota Makah. Orang kafir Quraisy sangat membenci beliau karena menurut mereka ajaran Islam telah menyalahi ajaran nenek moyang yang asli.

Momen ini pula yang membuat orang kafir Quraisy menjadi terhentak seakan tidak percaya. Tidak pernah terbersit dalam fikiran mereka bahwa hal ini akan terjadi. Momen itu adalah masuk Islamnya paman Nabi Saw yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib Ra, dan masuk Islamnya sahabat Nabi Saw bernama Umar bin Khatab Ra. Mereka berdua merupakan orang yang memiliki pengaruh kuat dalam suku Quraisy. Jadi, wajar saja jika masuk Islamnya mereka berdua membuat orang kafir Quraisy yang membenci Nabi Saw menjadi gentar. Lalu, Bagaimanakah kisahnya. Simak selengkapnya berikut ini.

Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib Ra

Sayyidina Hamzah Ra merupakan putra dari Abdul Muthalib. Beliau adalah paman Nabi Saw sekaligus saudara sepersusuan Nabi Saw dari Tsuwaibah Al Aslamiyah. Secara keturunan, Sayyidina Hamzah Ra memiliki status sosial yang terhormat. Karena beliau dari klan Bani Hasyim. Hobinya adalah berburu. Didukung dengan badannya yang kekar, membuatnya semakin lincah dalam melewati perbukitan sekitar Makkah untuk melakukan hobinya ini.

Sebelum Hamzah Masuk Islam, ia sebenarnya tahu bahwa keponakannya membawa ajaran baru yang membuatnya terus mendapat serangan verbal maupun non verbal dari orang kafir Quraisy. Akan tetapi Hamzah tidak ikut-ikutan menghalangi dakwah Nabi Saw seperti orang Quraisy pada umumnya. ia hanya diam saat keponakannya mendapatkan cacian dan hal-hal buruk dari mereka. Ia hanya merenungkan ajaran baru yang dibawa oleh keponakannya. Karena hal itu sudah menjadi perbincangan yang serius di tengah-tengah sukunya. Hamzah juga heran dengan ketabahan keponakannya ini. Padahal, hampir tiap hari dia selalu mendapatkan kecaman dari orang Quraisy yang sangat keras kepala.

Singkat cerita, suatu hari Nabi Saw mendapatkan cacian yang bertubi-tubi dari Abu Jahal. Karena caciannya tidak digubris oleh nabi sama sekali, dia sampai memukul kepala nabi dengan batu. Setelah itu ia kembali ke kelompoknya.

Pada saat itu pula, Hamzah yang baru pulang berburu, mendapatkan kabar dari budak perempuan milik Abdullah bin Jad’an (yang kebetulan menyaksikan perbuatan Abu Jahal) perihal apa yang baru saja dialami oleh keponakannya.

Setelah mendapat kabar itu, Hamzah langsung bergegas mencari Abu Jahal dalam keadaan marah dan geram. setelah mencari di berbagai penjuru kota, akhirnya Hamzah berhasil menemukan Abu Jahal. Selanjutnya, mari simak kutipan riwayat Saifurrahman al-Mubarakfuri dalam Ar-Raḫîqul Makhtûm berikut ini.

Referensi

فلما دخل المسجد قام على رأسه، وقال له: يا مصفر استه، تشتم ابن أخي وأنا على دينه؟ ثم ضربه بالقوس فشجه شجة منكرة، فثار رجال من بني مخزوم- حي أبي جهل- وثار بنو هاشم- حي حمزة- فقال: أبو جهل: دعوا أبا عمارة، فإني سببت ابن أخيه سبا قبيحا

Begitu Hamzah memasuki masjid, dia berdiri di dekat kepala Abu Jahal dan berkata, ‘Wahai orang yang berpantat kuning, apakah engkau berani mencela saudaraku?! Padahal aku telah mengikuti agamanya. Seketika itu juga Hamzah memukul kepala Abu Jahal dengan tangkai busur. Orang-orang Bani Makhzum (suku pihak Abu Jahal) bangkit berdiri, begitu pula yang dilakukan orang-orang dari Bani Hasyim (suku pihak Hamzah).”

Berkat pembelaannya ini, Sayyidina Hamzah Ra mendapat hidayah dan akhirnya memeluk agama Islam. peristiwa ini terjadi pada bulan Dzulhijjah, akhir tahun keenam dari kenabian. (Saifurrahman al Mubarakfuri, ar-Rahiiqul Makhtum, 2016 : 68)

Islamnya Umar bin Khattab Ra

 Siapa yang tidak mengenal Umar. Sebelum beliau masuk Islam, Umar terkenal sebagai salah satu orang yang paling memusuhi nabi. Menurutnya, nabi telah membawa ajaran yang membuat suku Quraisy terpecah belah. Beliau adalah seorang yang berwatak keras dan ditakuti oleh siapapun. Termasuk orang-orang muslim pada waktu itu.

Umar sendiri lahir di kota Makkah. Ia berasal dari keturunan suku Bani ‘Adi, salah satu rumpun suku Quriasy. Suku terbesar di Makkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail, berprofesi sebagai seorang pedagang.

Beberapa catatan mengatakan bahwa kaum muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini karena Umar memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.