Amalan Agar Terhidar Dari Ghibah

unplash.com

Pernahkah ada orang yang membicarakan tentang aib (ghibah) Anda? Apa yang Anda rasakan ketika mengetahui ada orang yang membicarakan hal tersebut? Pastinya Anda akan merasa kesal dengan hal itu. Di lain waktu, terkadang Anda sendiri melakukan hal yang sama, yaitu berkomentar buruk kepada orang lain. Sepertinya ghibah belum bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dalam kitab Al-Adzkar, Imam an-Nawawi berkomentar:

اعلم أن هاتين الخصلتين من أقبح القبائح وأكثرها انتشاراً في الناس، حتى ما يسلمُ منهما إلا القليل من الناس

“Ketahuilah bahwa Ghibah dan Namimah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit.”[1]

Menceritakan Keburukan Pribadi

Terlepas dari hal di atas, apakah Anda menyadari bahwa terkadang diri Anda sendiri yang sengaja membuka aib Anda. Sehingga mereka mengetahui keburukan Anda, lantas diceritakan kepada orang lain.

Sebagai manusia, dalam kondisi tertentu pastinya pernah berada di posisi terendah. Suatu kondisi di mana Anda mengalami musibah, perasaan gelisah, sedih dan hal-hal lain yang membuat semangat Anda kalah.

Ketika hal itu terjadi kepada Anda, sepantasnya jangan menceritakan seluruh keluh kesah yang Anda rasakan kepada orang lain. Bercerita tentang keluh kesah akan memperlihatkan bahwa Anda adalah orang yang rapuh dan sedang memerlukan bantuan orang lain.

Namun orang yang Anda percaya untuk berbagi terkadang menghianati. Ia keluar dari sekat-sekat janji yang telah dibatasi untuk diceritakan lagi kepada orang lain, sehingga mereka mengatakan bahwa Anda begitu sangat lemah. Lalu mereka menambahkan kata-kata untuk memojokkan Anda.

Lebih parah lagi, orang-orang yang menggunakan media sosial untuk berbagi keluh kesahnya. Justru dengan ini, orang-orang akan tahu kekurangan, kelemahan, dan segala hal negatif tentang Anda. Apakah Anda tahu, kenapa mereka mengetahui sisi negatif Anda? Karena Anda sendiri yang membukanya. Dan dengan hal ini, sangat berpeluang bahwa mereka akan membicarakan keburukan (ghibah) tentang Anda.

Pengertian Ghibah

Penjelasan ghibah ini pernah disinggung oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah berkata: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan ternyata terdapat pada saudaraku?” Rasulullah kemudian menjawab: “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya, maka itulah yang dinamakan ghibah. Namun jika tidak, berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR. Muslim: 2589)[2]

Faktor Orang Berghibah

Ghibah menjadi perbuatan yang sangat merugikan dan memiliki dampak negatif. Baik pada pelaku yang berghibah ataupun pada orang lain. Dan sangat disayangkan, terkadang pribadi kita sendiri yang memunculkan perbuatan tersebut. Sehingga membuat orang lain kemudian menggunjing kita tanpa kita ketahui, seperti uraian yang disampaikan di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.