Pro dan Kontra Citayam Fashion Week, Bagaimana Pandangan Islam? | Citayam Fashion Week (CFW) akhir-akhir ini terus menjadi bahan perbincangan, pusat perhatian, dan obyek perdebatan masyarakat luas. Pasalnya, puluhan remaja dari berbagai wilayah di pinggiran Jakarta bahkan daerah lain berkumpul di sana, adu gaya berpakaian, dan berlenggak-lenggok bak model kenamaan melintasi zebra cross di tengah jalan raya kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. (Kompas.com).
Respon Positif Citayam Fashion Week
Dalam sudut pandangan publik, tren ini pun banyak menuai pro dan kontra. Salah satu pihak menilai, bahwa fenomena Citayam Fashion Week mengandung nilai positif. Salah satu dampaknya ialah, meningkatkan omset penjualan para pelaku usaha di sekitar lokasi. Hal ini diakui langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
“Saya mendapat laporan, (pendapatan) para UMKM yang ada di sekitar daerah Citayam Fashion Week itu meningkat sampai dua kali lipat, (mulai) penjual kopi keliling sampai penjual makanan kering,” kata Sandi, 18 Juli 2022. (Kompas.com).
Tanggapan positif lainnya juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jakarta, Iwan Wardhana. Ia menilai bahwa sah-sah saja jika mereka mengembangkan diri melalui seni.
“Citayam Fashion Week adalah sebuah fenomena, di mana itu bagian dari aktivitas generasi muda mengembangkan dan membuat ekspresi dari sisi kesenian, bagian dari ekspresi penjiwaannya. Biarkan mereka buka dirinya dengan kondisi yang ada,” kata Iwan di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/7/2022). (Suara.com).
Respon Negatif Citayam Fashion Week
Namun, fenomena CFW juga menuai respon negatif dari kacamata pandang yang berbeda. Sebut saja Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi. Ia menyatakan tidak setuju tentang adanya Citayam Fashion Week. Mengutip Kompas.com, ia justru melarang kegiatan aksi berbusana di jalanan ini karena dapat mengganggu pengguna jalan.
Ungkapan senada juga dilontarkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, mengenai para ABG yang tergabung dalam fenomena Citayam Fashion Week kerap dinilai tidak peduli lingkungan. Bahkan, beberapa dari mereka masih abai terhadap kebersihan dan membuang sampah sembarangan.
“Di kawasan Terowongan Kendal ini kemarin kita baru dapat laporannya. Ternyata, di sana itu tempat kumpul, tapi juga mereka masih kurang peduli dengan lingkungan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto. Bahkan, pihak Dinas Lingkungan Hidup hingga sampai menerjunkan Satpol PP untuk mengimbau para ABG tersebut. (Suara.com).
Dilansir juga dari sumber yang sama, beberapa pihak juga menyoroti bahwa fenomena Citayam Fashion Week rawan menjadi wadah pergaulan bebas. Sampai-sampai Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin memberikan imbauan secara langsung kepada ABG yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Bahkan, Komarudin juga mewanti-wanti para orang tua dari sekelompok ABG yang nongkrong di Dukuh Atas untuk memberikan pengawasan ekstra pada anak-anaknya.
Jalan Raya sebagai Fasilitas Umum
Dilihat dari sudut pandang fiqh, memang benar adanya bahwa jalan raya adalah fasilitas umum yang berhak dimanfaatkan oleh semua orang tanpa terkecuali. Akan tetapi, tentu saja dalam memanfaatkan fasilitas umum ada etika-etika yang harus diperhatikan, salah satunya adalah tidak menggangu apalagi sampai membahayakan pengguna jalan yang lain. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ في الْإِسْلَامِ
“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain di dalam Islam.” (HR Ibnu Majah, No 2340 dan 2341).
Syekh Sulaiman al-Bujairomi menjelaskan bahwa hadis tersebut menunjukkan larangan terhadap segala bentuk tindakan yang merugikan orang lain, termasuk ketika memanfaatkan fasilitas umum seperti jalan raya. Contoh pemanfaatan jalan raya yang dilarang adalah berkendaraan dengan kecepatan melebihi batas, sebab selain membahayakan diri sendiri, tindakan tersebut juga dapat membahayakan orang lain. Melakukan aktifitas di jalan maupun di bahu jalan yang sampai menghalangi pengguna jalan lain atau bahkan sampai menimbulkan kemacetan dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain.
Demi memaksimalkan fungsi fasilitas umum, peran serta seluruh lapisan masyarakat sampai aparat pemerintahan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Masyarakat yang sadar pentingnya peran ini akan lebih bijak lagi dalam memanfaatkan fasilitas umum.
Memaksimalkan Potensi Anak Bangsa
Beberapa potret pemuda yang dicontohkan dalam al-Qur’an salah satunya adalah kisah teladan para pemuda gua (Ashabul Kahfi) yang terkenal kokoh iman dan teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran.
Allah SWT memujinya dalam ayat yang artinya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS Al-Kahfi [18]: 13)
Begitu juga teladan Nabi Ibrahim ketika masa remajanya. Dalam surat Al-Anbiya dijelaskan: “Mereka menjawab, “Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim.” (QS Al-Anbiya [21]: 60)
Rasulullah SAW memberikan jaminan keselamatan di hari akhirat kelak antara lain kepada pemuda yang menghabiskan masa mudanya untuk beribadah kepada Allah SWT, pemuda yang gemar melakukan aktivitas ibadah di masjid, dan pemuda yang sanggup menahan gejolak nafsunya manakala berhadapan dengan godaan syahwat perzinaan.