LirboyoNet, Kediri – Habib Abdulloh bin Muhammad al-Haddad dari Makkah, berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo pada hari Rabu (26/02) di Aula al-Muktamar. Kunjungan ini dalam rangka Rihlah Dakwah beliau yang merupakan cucu dari al-Arif Billah Ahmad Masyhur bin Thoha al-Haddad.
Santri-santri Pondok Pesantren Lirboyo turut hadir untuk mendengarkan nasihat dari beliau. Tampak KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, KH. Ahmad Hasan Syukri Zamzami Mahrus, KH. Athoillah Sholahuddin Anwar, beserta dzuriyyah Pondok Pesantren Lirboyo menemani Habib Abdulloh al-Haddad dalam acara tersebut.
Sebelum menuju Aula al-Muktamar, Habib Abdulloh beramah tamah terlebih dahulu di kediaman KH. Abdullah Kafabihi, lalu memberikan nasihat kepada santriwati Pondok Pesantren Putri HMQ, lalu menuju kediaman KH. Muhammad Anwar Manshur.
Dalam acara tersebut KH. Abdullah Kafabihi Mahrus memberikan sambutan, bahwa “Beliau salah satu keturunan dari al-Habib Abdulloh bin Alwi al-Haddad rahimahullah, yang mempunyai Ratibul Haddad wirdul lathif.”
“Mudah-mudahan kehadiran beliau disini, menjadikan wasilah atau perantara kita, agar mendapatkan ilmu yang manfaat, dan mendapatkan ridho, rahmat, barokah, dan maghfirah Allah, serta mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.” pungkas beliau. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada penerjemah, yaitu KH. Ali Manshur.
Habib Abdulloh al-Haddad menyampaikan beberapa nasihat, antara lain; “Anak-anakku sekalian, ketahuilah bahwa kita semua adalah ummatul iqra’. Karena Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali adalah Iqra’. Manakala kita mengerti apa yang dimaksud dengan ummatul iqra’ maka kita akan berusaha memenuhi hak-haknya kita sebagai penuntut ilmu juga hak-hak orang yang mengajarkan ilmu. Aku ingin kalian menjadi penerus Nabi Muhammad SAW, untuk menghidupkan agama islam, untuk membawa syariat Nabi.”
Mengemban amanah yang mulia tentu tidak akan mudah, kecuali dengan jalannya, dan jalan itu adalah mengaji, tidak ada sebab untuk sampai mengemban amanat mulia, menyampaikan risalah Rasulullah kecuali dengan menuntut ilmu. Maka sebagai penuntut ilmu kita harus bersungguh-sungguh, supaya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Nabi; setelah kalian menuntut ilmu, kalian dituntut untuk mengamalkannya, menyampaikannya kepada orang lain.
Acara selesai sebelum waktu dzuhur tiba dengan doa. Semoga apa yang disampaikan beliau, tertanam dalam hati dan mampu diamalkan dengan istiqomah.
Baca juga: Hati-hati Ketika Diri Merasa Ikhlas