Kenapa Sholawat Nariyah?

Mulanya, ia bernama Sholawat Tafrijiyah. Namun, nampaknya sejarawan mempunyai data yang berlainan. Karena di teks yang berbeda, ditemukan bahwa sholawat ini dahulu bernama Taziyah, yang bermula dari penisbatan muasal teks sholawat ini kepada syaikh Ibrahim at-Taziy. Namun pada perkembangannya, ia lebih dikenal dengan “Nariyah”. Mengapa? Di titik ini, perselisihan para sejarawan kembali mengemuka. Di satu kisah, Taziyah bertransformasi menjadi Nariyah hanya sebatas tahrif, memutar kata dengan perubahan pada ‘titik’nya. Di kisah lain, Nariyah muncul sebagai sesuatu yang lebih historis. segolongan Islam di Maroko, ketika ingin mendapatkan yang dikehendaki sekaligus menghindari yang dibenci, mereka segera berkumpul dalam satu majelis. Di dalamnya, mereka membaca shalawat ini sebanyak 4.444 kali. Dus, yang diharapkan akan terwujud segera, bagai api (an-nâr) ketika membakar. Dari kata an-nâinilah nama Nariyah bermula.

Bacaan Sholawat Nariyah yang didapat oleh Sayyid Muhammad Haqqy an-Nazily dari beberapa gurunya sebagai berikut:

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِـــــــيْمِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَ سَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَ تَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَ تُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَ حُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَ يُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَ عَلىٰ آلِهِ وِ صَحْبِهِ

 

Ketika kemudian syaikh an-Nazily menerima ijazah sholawat serupa dari Sayyid Muhammad as-Sanusi di gunung Abi Qubais, ada beberapa kalimat yang ditambahkan di akhir sholawat:

 فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

 

Sholawat yang telah ditambah inilah yang sampai turun temurun kepada kita.

Mengenai lafadz مُحَمَّدٍ, sebagian ulama menengara bahwa ada yang lebih indah pengungkapannya, yakni dengan menambah lafadz النبى setelah مُحَمَّدٍ.

Adapun terhadap faedah sholawat Nariyah, ulama memberi beberapa rumusan yang erat kaitannya dengan seberapa banyak sholawat itu diulang. Diantaranya:

  1. Ketika dibaca setiap hari sebelas kali, rizki akan turun dari langit dan tumbuh dari bumi. (Syaikh Muhammad at-Tanusi)
  2. Ketika dibaca setiap selepas shalat sebelas kali, rizki tidak akan terputus dan memperoleh derajat yang tinggi. (Imam Ad-Dainuri)
  3. Ketika dibaca setelah salat subuh 41 kali, apa yang diinginkan akan terwujud.
  4. Ketika dibaca sehari seratus kali, akan terwujud harapan, bahkan lebih dari yang diangankan.
  5. Ketika dibaca sehari 313 kali dengan niat membuka tabir rahasia, ia akan melihat segala hal yang menjadi harapan-harapannya.
  6. Ketika dibaca setiap hari 1.000 kali, maka baginya perkara yang tak bisa dibayangkan oleh siapapun (mâ lâ ain ra’at wa lâ udzun sami’at wa lâ khathr fi qalb basyar/yang tak terindera mata, tak terdengar telinga, dan tak terbesit di hati manusia).

Di lain kesempatan, Al-Qurthubi, sebagaimana yang juga ditegaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, memberikan satu bilangan khusus untuk membaca sholawat ini, yakni 4.444. Ketika dibaca sebanyak bilangan itu dan disertai dengan tawasul kepada Nabi saw., maka segala harapan, bahkan yang besar pun akan terwujud. Juga, seluruh cobaan (bala’) akan dihindarkan. Wallahu a’lam.][

Pembacaan 1 Miliar Sholawat Nariyah Untuk Keselamatan Bangsa dilaksanakan pada Sabtu malam Ahad, 02 Shafar 1439 H./ 21 Oktober 2017 M.

One thought on “Kenapa Sholawat Nariyah?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.