Pesantren dalam Dunia Maya

Selain itu bapak yang murah senyum ini juga mengungkapkan 3 hukum dasar dalam TIK, yaitu cepat, berjaringan dan efisien. “Jika dalam santri berdakwah juga bisa menerapkan 3 hukum dasar ini, niscaya dampaknya akan lebih efektif,” tandasnya.

Seremonial pembukaan workshop ini kemudian ditutup dengan sambutan dari KH. Anwar Mansur dari pihak tuan rumah sekaligus doa.

Selanjutnya selama tiga hari ke depan para peserta akan diberi wawasan seputar TIK dan pelajaran yang tidak bisa didapatkan di kelas madrasah, yakni sosial media dan streaming. Apa itu?
Sosial media adalah istilah untuk website yang berisikan suatu komunitas lengkap dengan berbagai informasi di dalamnya. Namun yang menjadi sasaran utama di sini adalah para santri bisa membuat situs yang berisi tulisan, berita, artikel dari masing-masing pesantren yang bisa diakses oleh siapapun. Para peserta diajari bagaimana membuat blog sebagai wadahnya.

Sedangkan streaming adalah istilah untuk berbagai macam rekaman yang dicantumkan dalam suatu situs dan bisa diakses siapa saja. Bisa berupa rekaman video maupun audio. Bahkan untuk bisa membuat radio online bisa dengan mudah lewat media streaming ini. Selain itu tak perlu pemancar seperti pada stasiun radio pada umumnya. Cukup bermodal modem aktif dan rekaman.

Selama dua hari, sejak Jum’at hingga Sabtu para peserta digembleng dua materi ini oleh para mahasiswa UPN. Dari dua delegasi masing-masong pesantren dibagi rata, satu mengikuti kelas sosial media, satu streaming. Penyampaian materinya cenderung santai dan tidak kaku. Semua mendengarkan penjelasan singkat dari pemateri kemudian langsung praktek di laptop masing-masing dengan dibimbing oleh para mahasiswa.

Di hari terakhir agenda yang dilaksanakan adalah menonton film dokumenter tentang peran internet, khususnya sosial media di kancah nasional. Dalam film berdurasi 45 menit itu menampilkan beberapa profil orang-orang Indonesia yang berhasil sukses memanfaatkan media. Ada tukang becak yang memanfaarkan facebook. Hingga kasus-kasus nasional seperti Koin Prita dalam kasus Prita Mulyasari vs RS Omni dan dukungan kepada Bibit Chandra vs KPK yang heboh karena facebook juga.

“Sudah tak perlu repot-repot demo untuk mempropaganda dan menggerakkan massa,” tambah Gus Novi ketika film selesai.

***
Teknologi memang luar biasa. Aspek kehidupan yang tersentuh teknologi akan lebih optimal dan efisien. Dewasa ini masyarakat hidup tidak bisa lepas dari teknologi. Sejak bangun tidur hingga kembali ke kasur. Semua kini mudah. Mau mandi nyalakan pompa, mau ngopi panaskan air lewat dispenser, mau cari hiburan setel teve, mau ngobrol dengan saudara atau teman tinggal pencet hape, mau keliling dunia gratis cukup nge-klik internet.

Beralihnya gaya hidup masyarakat ini menuntut santri untuk juga mulai meramabah ranah teknologi jika mau berdakwah. Dengan memanfaatkan teknologi syiar agama Islam ala pesantren dan Ahlusunnah wal Jamaah bisa lebih efektif tanpa perlu memeras keringat lebih.

Melalui workshop ini diharapkan, walau sedikit, para delegasi dalam adalah pilihan emas yang dikirim oleh masing-masing pesantren. Sehingga apa yang menjadi misi penyelenggara tidak hanya jadi isapan jempol. Terakhir, hanya ada dua pilihan dalam menyikapi teknologi, menjadi pelaku yang mampu mengubah wajah dunia atau hanya penonton yang terus saja menjadi pengikut. Semua pilihan ada di tangan kita.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.