Haul dan Haflah P3TQ: Menumbuhkan Semangat

LirboyoNet, Kediri- Malam kemarin (04/05) menjadi malam yang ditunggu-tunggu bagi para santri putri Ponpes Tahfidzil Quran Lirboyo (P3TQ). Sebab, malam kemarin mereka bersama-sama merayakan malam haul dan haflah akhirussanah P3TQ dan Madrasah Hidayatul Mubtadi-aat fi Tahfidz wal Qiro-aat (MHMTQ).

Acara Haul dan Haflah P3TQ biasanya dibarengkan dengan ramah tamah takhtiman purna siswa, akan tetapi tahun ini takhtiman purna siswa sudah lebih dahulu digelar beberapa hari yang lalu, di depan ndalem barat KH. A. Idris Marzuqi.

Haul dan Haflah yang bertempat di gedung Aula Al-Muktamar ini dihadiri oleh segenap dzuriyah, wali santri, dan santri putri. mereka duduk dengan khidmat meniti satu demi satu tangga acara. Dalam sambutan atas nama wali santri, KH. Da’im Badrus Sholeh Arif dari Purwoasri menyinggung tentang peran pondok pesantren salaf yang sejatinya tidak tergusur hingga detik ini, “sekarang pondok pesantren salaf dianggap tidak bisa berperan di tengah-tengah masyarakat. Saya sudah membuktikan kalau pondok pesantren salaf bisa berbuat sesuatu.” Ungkap beliau.

Sementara Al-Habib Ubaidillah bin Idrus Al-Habsy dari Surabaya dalam mau’idhotul hasanah, menerangkan tentang keutamaan berakhlakul karimah. Menurut beliau belajar masalah akhlak harus lebih dahulu diutamakan daripada belajar masalah ilmu. Sebagaimana dikutip dari kisah Imam Malik bin Anas ketika hendak belajar kepada gurunya, “Al-Imam Malik bin Anas ketika akan belajar kepada gurunya, Rabi’ah, ibunya mengatakan kepada Imam Malik, ‘wahai Malik, ambillah dari Rabi’ah adabnya sebelum ilmunya.'” Tutur  Al-Habib Ubaidillah. “Orang yang berilmu memiliki adab. Akan tetapi orang yang tidak memiliki adab, sudah jelas orang tersebut tidak berilmu. “ Tambah beliau.

Kadiah ini semakin kuat, dikukuhkan dengan dawuh Nabi Muhammad SAW, “Sabda Rasululah SAW, agama adalah akhlak yang baik, maka orang yang tidak berakhlak baik disebut orang yang tidak beragama.” Kata Habib Ubaidillah. “Rasulullah sendiri mengatakan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Tandas beliau mengutip sebuah hadis nabi yang lain.

Acara haul dan haflah semacam ini menjadi agenda tahunan. Selain rutin digelar sebagai wasilah untuk tasyakur dan mengenang jasa-jasa guru-guru yang terdahulu, haflah juga menjadi saat-saat yang membahagiakan. Sebab disana para santri bisa berkumpul bersama para ulama dan masyayikh, juga bisa sejenak menyerap mutiara ilmu dari mereka. Kemudian bisa memupuk semangat untuk belajar kembali di tahun yang akan datang. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.