LirboyoNet, Kediri – Membelajari anak untuk membaca Alquran sebenarnya tidak susah. Namun, mereka akan cenderung manja. Berbeda ketika mereka belajar bersama guru di lembaga pendidikan Alquran. Selain guru yang ada telah memahami metode belajar, sifat kemanjaan anak akan turun, bahkan hilang sama sekali. Sehingga, dengan memasrahkan pembelajaran Alquran kepada lembaga pendidikan dinilai lebih efektif dan mengena kepada anak.
Pada Kamis (05/05) lalu, Taman Pendidikan Alquran Al-Muktamar mewisuda 81 santrinya. Dari jumlah itu, 56 diantaranya adalah santri tingkat jilid. Kemudian, sembilan remaja madrasah diniyah juga diwisuda tingkat Alquran. Juga turut menjadi wisudawan enam belas ibu-ibu dari jamiyah Alquran.
Dilaksanakan di Aula Al-Muktamar, wisuda ketujuh ini bertepatan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW., yakni 27 Rajab 1437 H.
Perlu diketahui, TPQ Al-Muktamar berada di bawah naungan Pondok Pesantren Putri Tahfidzil Quran (P3TQ) yang diasuh oleh Ibu Nyai Hj. Khodijah Idris (istri almaghfurlah KH. A. Idris Marzuqi). TPQ ini mengikuti metode pembelajaran Alquran An-Nahdliyah, yang berpusat di Tulungagung. Karenanya, para santri diwisuda langsung oleh Pengurus Pusat An-Nahdliyah.
“Dalam mempelajari Alquran, ada beberapa tahap yang harus ditempuh. Setelah mampu membaca, kewajiban kita adalah memahami,” terang Agus HM. Abdul Mu’id Shohib, yang pada hari itu disuwun untuk memberikan mauidhoh. Pada puncaknya, lanjut Gus Mu’id, yang harus diperjuangkan adalah pengamalan kandungan Alquran. “Kandungan utama Alquran adalah, ‘wa innaka la’alaa khuluqin ‘adhim’. Di dalam diri Rasulullah terdapat perilaku yang mulia,” tegas beliau.
Rasulullah adalah manusia yang ilmunya tidak tertandingi siapapun. Keberaniannya melemahkan musuh manapun. Namun Allah tidak menyebut itu untuk memujinya. Ia memilih kemuliaan akhlak Rasulullah sebagai yang patut dijadikan pujian. Kenapa? Karena akhlak adalah warna utama dalam kehidupan umat. Dengan akhlak yang karim, yang indah, kedamaian dan ketentraman yang dicita-citakan dapat terwujud.
Karenanya, pesan Gus Mu’id, sebagai umat Rasulullah yang telah berusaha mempelajari Alquran, memahaminya, selayaknya kita menjalankan hari-hari dengan akhlaqul karimah. Inilah titipan Rasul kepada umatnya.][
0