LirboyoNet, Kediri – Sabtu 31 Agustus 2019 M. Pondok Pesantren Lirboyo kedatangan tamu dari Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rangka penelitian bertajuk Rekonstruksi Pemaknaan Mati Syahid Di Era Modern. Pondok Pesantren Lirboyo merupakan pondok keenam yang telah disambangi mereka setelah beberapa pondok pesantren yang berada di Jawa dan Luar Jawa.
Rombongan berjumlah tiga orang Dosen S2 ini diketuai oleh Raden Cecep Lukman Yasin, P.hD terlihat sangat menikmati diskusi ilmiah mengenai tema radikalisme bersama para Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo.
Acara yang bertempat di ruang rektorat Ma’had Aly Lirboyo itu dimulai Pukul 11.30 WIB., terlihat khidmat dan penuh antusias dari para peserta diskusi.
Beberapa kesimpulan tentang diskusi tersebut di antara lain bahwa pelaku bom bunuh diri yang beberapa kali terjadi di Indonesia sama sekali tidak bisa dikatakan mati syahid.
Ada dua alasan mendasar dari hal tersebut.
Pertama, objek bom bunuh diri mayoritas beragama Islam.
Kedua, andaikan semua korban adalah non-Muslim, pelaku bom bunuh diri tetap tidak bisa dikatakan syahid sebab kita tidak dalam konteks memerangi terhadap mereka, karena mereka juga dilindungi di Indonesia.
Pembahasan diskusi lainya yaitu tentang wacana penyusunan kurikulum anti radikalisme. Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo ikut memberi masukan kepada para dosen UIN Maliki Malang. Para dosen pun tampak terlihat sangat puas dan terkejut dengan keluasan wawasan para santri salaf, yang mana selama ini kurang dipandang dan diperhitungkan.
Bahkan Pak Cecep sampai mengatakan bahwa kemampuan para Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo semester tujuh sudah setara dengan lulusan S-2.
Acara tersebut berakhir tepat Pukul 15.30 WIB., diakhiri dengan foto bersama dan para rombongan tersebut pamit untuk meneruskan tugas observasi ke tempat lain.()