Tanggal 15 bulan Sya’ban sudah didepan mata. Untuk menyongsong malam Nisfu Sya’ban, hendaknya kita sesama saudara muslim meminta maaf kepada orang tua, sanak dan teman.
Selain itu, juga jangan sampai untuk melewatkan menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Sudah dikutip dalam tulisan sebelumnya, bahwa siapa yang mau mengisi malam Nishfu Sya’ban dengan amal ibadah, akan diampuni dosa-dosanya. Ukuran paling sedikit untuk “menghidupkan malam Nishfu Sya’ban” adalah dengan menjalankan sholat Isya’ berjama’ah dan ‘azm, atau niatan untuk mendirikan sholat Subuh secara berjamaah keesokan paginya.
Menurut Syaikh Yasir Al Kadamany dari Syiria, dalam rihlah beliau di Pondok Pesantren Lirboyo beberapa waktu silam, saat kita berhasil menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan amal kebaikan, maka itu akan menjadi energi yang sangat besar untuk menyambut datangnya bulan Ramadlan.
Berdoa
Selain mengisi malam Nishfu Sya’ban dengan salat isya berjamaah, kita juga diperkenankan melakukan banyak amaliah lain, seperti salat sunah witir, tahajud, hajat, serta banyak bacaan dzikir, seperti istighfar dan lain-lain. Yang paling utama adalah memperbanyak berdoa. Berharap agar semua hajat dikabulkan oleh Allah SWT. Sebab malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang mustajab untuk berdoa.
عن أبي أمامة الباهلي قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة، أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر.
Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Lima malam yang tidak akan ditolak saat berdoa di dalamnya adalah malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul Fitri dan Malam Idul Adha.”
Ulama salaf salih juga membiasakan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali. Tidak diketahui dengan pasti siapakah ulama salaf yang memulai adat ini, namun dalam sebuah keterangan dalam kitab Asna al Mathâlib fi Ahâdits Mukhtalifah al Marâtib, ulama tersebut adalah Syaikh Ahmad bin Ali bin Yusuf, Abu al ‘Abbas al Buni (w. 622 H/1225 M).
Kereeennn..