Ngaji Ramadan Di Kelas Khusus

LirboyoNet,Kediri- Kegiatan Ramadhan di Pondok Pesantren salaf biasanya hanya identik dengan mengaji kitab kuning ala bandongan. Santri-santri memaknai pegon (Tulisan berhuruf Arab yang dipakai untuk menulis bahasa jawa) sementara masyayikh atau qori’ (Pembaca kitab) membacakan kitabnya. Banyak kitab-kitab kuning yang dibacakan tahun ini di Ponpes Lirboyo. Jumlahnya ratusan, tercatat setidaknya ada sekitar tujuh puluh lebih qori’ yang membacakan kitab-kitab posoan dalam rilis jadwal yang lebih baru.

Tentu tidak semua santri mampu mengikuti kegiatan ngaji bandongan, karena banyak juga santri yang masih sangat kecil atau baru pertama kali mondok di pesantren. Ada pula yang belum bisa menulis dengan menggunakan aksara pegon. Untuk itu, tahun ini kembali dibuka kelas khusus untuk menampung santri-santri yang belum bisa mengikuti pengajian masyayikh dan asatidz. Kegiatan ini diadakan, pula agar semua santri bisa tetap mengaji sesuai dengan kemampuannya.

Pesertanya relatif banyak, ada setidaknya enam puluh orang lebih yang terdaftar. Mereka rata-rata santri-santri yang usianya masih sangat kecil. Ust. Ahyad Balya, salah satu pengurus ramadan ketika ditemui tim Lirboyo.net menuturkan “Kegiatan ini dikhususkan bagi santri-santri yang memang belum bisa membaca, dan belum bisa menulis”. Santri yang belum bisa baca tulis biasanya memang santri-santri kecil. “Untuk tahun ini, sudah yang keempat kalinya (kegiatan ini diadakan.Red)” tambah beliau. Mereka tidak diharuskan membayar sepeserpun untuk mengikuti kelas khusus ini, yang berminat hanya perlu mengganti biaya cetak tiga buku materi. Setelah kegiatan ini disosialisasikan, mereka datang kadang atas inisiatif sendiri, maupun dorongan dari santri senior di kamar masing-masing. Kegiatan ini dimulai tanggal 06 Juni 2016 M lalu, atau bertepatan dengan awal ramadan.

Bertempat di kantor Himasal, atau di lantai tiga gedung atas serambi masjid, suasana terlihat cukup ramai. Seorang ustaz memimpin kelas dengan membawa materi yang memang telah dipersiapkan sebelumnya oleh pengurus ramadan. Santri yang ikut duduk berbaris dan hikmat menyimak. Bersama-sama mereka melantunkan gubahan syair nadham. Materi yang diajarkan sendiri beragam, tidak terbatas pada satu disiplin ilmu saja. Pagi seusai jama’ah subuh, kegiatan diisi dengan mengaji Alquran lewat materi buku “Persiapan membaca Alquran”, buku ini juga dipakai di Madrasah Murottilil Quran Lirboyo. Selanjutnya sekitar pukul 09.00 WIs, diajarkan fan tauhid dengan materi ajar ringkasan kitab ‘Aqidatul Awwam. Kitab dalam bentuk gubahan syair tauhid ini diselingi dengan tanya jawab berhuruf pegon. Kegiatan selanjutnya, pukul 14.00 WIs, dikaji fan fasholatan dengan buku materi ringkasan kitab Safinatun Najah. Lalu kegiatan kelas khusus malam harinya adalah bagi yang memang benar-benar masih belum bisa menulis dan membaca aksara pegon. Sebab malam harinya mereka diajak untuk belajar merangkai dan menyambungkan aksara pegon dengan baik dan benar.

Ada delapan orang asatizd yang membantu mengajar kelas ini secara bergantian. Rencananya kegiatan ini masih akan berjalan sampai nanti sekitar tanggal 15 ramadan, atau 20 Juni 2016 M. Biasanya di akhir akan diberikan apresiasi dan penghargaan bagi santri yang aktif mengikuti kegiatan ini. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.