Jumat (20/05), Majelis Muwasholah Baina Ulama-il Muslimin menyelenggarakan Halaqoh dan Halal bi Halal di Aula Al-Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo.
Acara tersebut dihadiri oleh Khodim Pusat Majelis Muwasholah Indonesia, Jama’ah Majelis Muwasholah dari berbagai daerah Mataraman, Para Dzuriyah dan Santri Lirboyo.
Pukul 09.00 WIB acara tersebut dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh Ustadz M. Hilmi Musyafa’, kemudian sambutan atas nama Shohibul Bait adalah Agus H. Nabil Ali Utsman, salah satu putra KH. Imam Yahya Mahrus.
Dalam sambutannya beliau juga bernostalgia, menceritakan pengalamannya sewaktu beliau pertama kali bertemu dengan Habib Ahmad Mujtaba bin Muhammad di Darul Mustofa, Hadromaut yang dalam acara ini beliau duduk berdampingan dengannya. Gus Nabil mengungkapkan bahwa Habib Mujtaba menimba ilmu di Darul Mustofa sejak 2003 hingga 2019. Dengan iklim dan suasananya yang sangat berbeda dengan di Indonesia, Habib Ahmad Mujtaba yang asli kelahiran Indonesia tersebut mampu bertahan mondok hingga 16 tahun lamanya. Apalagi kalau mondoknya dalam iklim yang masih sama, seharusnya lebih betah dalam menimba ilmu.
Setelah Sambutan Gus Nabil, acara berlanjut dengan Mau’idzotul Hasanah oleh Habib Ahmad Mujtaba bin Muhammad. Secara garis besar beliau menyampaikan 2 poin penting dalam kehidupan manusia. Yang pertama adalah tentang ilmu, dan yang ke dua adalah tentang adab. Salah satu dalil yang beliau yang beliau sampaikan adalah إنا معاشر الأنبيآء لا نورث دينارا ولا درهما وإنما نورث العلم فمن أخذه فقد أخذ بحظ وافر : Kami para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Akan tetapi kami mewariskan ilmu. Barang siapa yang mendapatkan ilmu, maka sungguh dia mendapatkan bagian yang banyak dari warisan Kami. “Ilmu yang antum dapatkan di tempat yang mulia ini adalah ilmu yang mutasalsil (ilmu yang bersanad).” ungkap beliau kepada para santri. Kalau mau cari ilmu yang bersanad, maka tempatnya adalah di pondok-pondok.
Beliau juga menyampaikan salah satu tips untuk bisa menguasai seluruh ilmu, maka yang dipelajari terlebih dahulu adalah ilmu bahasa. Ilmu bahasa itu mencakup 12 cabang ilmu. Di antaranya ada ilmu nahwu, shorof, mantiq, balaghoh, ushulunnahwi, dll. Ilmu nahwu ternyata juga ada ushulnya, tidak hanya ilmu fikih yang ada ushulnya. Salah satu kitab yang membahas ilmu ushulunnahwi adalah kitab الاقتراح karya Imam Jalaluddin Abdurrohman As-Suyuthi (W 911 H.).
Selanjutnya beliau juga mengingatkan kepada para santri seperti yang sering juga disampaikan oleh para Masyayikh Lirboyo bahwa yang didahulukan daripada ilmu itu adalah adab.
Setelah sekitar satu jam beliau menjelaskan ilmu dan adab kepada para santri, selanjutnya MC memohon barokah doa kepada KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus.
Baca juga: Muwasholah baina Ulama-il Muslimin
Simak juga: Haul KH. Mahrus Aly ke 37
Halaqoh dan Halal bi Halal Majelis Muwasholah di Lirboyo