Pesantren Menuju Pendidikan Tinggi

LirboyoNet, Situbondo—Ma’had aly sebenarnya bukan barang baru di dalam konstelasi pendidikan Islam di Indonesia. Ia telah ada sejak puluhan tahun lalu, di mana Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, yang dipimpin oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin waktu itu, membangun semacam lembaga pendidikan tinggi bagi para santri.

“Kiai As’ad dengan jeli membangun prototipe ma’had aly, yang lalu menarik perhatian pemerintah waktu itu sehingga memberikan status jenjang pendidikan itu setara dengan pendidikan pascasarjana secara legal,” ungkap KH. Abdul Jalal, ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI) saat dikunjungi di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, Rabu (14/02) lalu.

Prototipe ma’had aly yang ideal adalah ketika seluruh komponen ma’had aly berada dalam satu lokasi. Komponen itu, antara lain, santri ma’had aly, musyrif, pemangku, asrama sekaligus kampus. Dengan begitu, menurut Kiai Jalal, kontrol dan pengawasan ma’had aly akan berjalan dengan baik. “Kemampuan penyatuan seluruh komponen dalam satu lokasi ini dapat dilakukan oleh pesantren-pesantren besar, seperti Salafiyah Syafi’iyah Situbondo maupun Lirboyo. Kemampuan ini harus dimaksimalkan, karena inilah salah satu pembeda antara universitas dengan ma’had aly,” imbuh beliau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.