Launching Hari Santri

  • Maherisme
  • Sep 20, 2019

LirboyoNet, Jakarta – Dalam rangka launching peringatan Hari Santri, Kementerian Agama menggelar rangkaian peringatan Hari Santri 2019 di Auditorium HM Rasjidi, Balai Diklat Kemenag RI, Jl. MH Thamrin no 6 Jakarta Pusat, Kamis (19/9) malam. Hari santri tahun ini mengambil tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”.

Pada acara ini akan ditampilkan Orkestra Perdamaian, yang bertema “Seribu Cahaya Santri untuk Perdamaian Dunia”. Ini adalah pergelaran musikal yang menampilkan Orkestra Santri, Husein ‘Idol’ Alattas, Neng Nada, Ihsan Lathief AIS Nusantara, Digo dan Toto Tewel Balad Santri, Putri Diana, perform Santri Aytam Asshiddiqiyah Jakarta, Santri Tuna Netra Raudlatul Makfufin Banten, dan Santri Ummul Quro Al Islami Bogor.

Selain dihadiri para pejabat kementerian, pimpinan pondok pesantren di Jabodetabek, ormas Islam, OKP, dihadiri pula sekitar 50 Duta Besar Negara untuk Indonesia.

Adapun rangkaian acara yang akan terlaksana pada tahun ini, yakni Santri Millennial Competitions, Kopdar Akbar Santrinet Nusantara, Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 28-30 September, Malam Kebudayaan Pesantren pada 28 September, Roan Akbar pada 6 Oktober, Parade Santri Cinta Damai pada 13 Oktober, Malam Puncak Santriversary 21 Oktober, dan Upacara Bendera saat Hari Santri pada 22 Oktober 2019.

AM Fachir menyebut dalam sambutannya, beberapa di antara para santri yang menaruh andil dalam perumusan dasar negara, di antaranya KH Abdul Wachid Hasyim Jombang, H Agus Salim dari Padang, KH Abdul Halim Muhammad Syatari, Ki Bagus Hadikusumo dari Muhammadiyah, KH Abdul Fattah Hasan dari Banten, KH Mas Mansyur Surabaya, dan KH Masykur mewakili Masyumi.

Menurutnya, mereka melandasi tindakan dan rumusan dasar negara itu pada Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13; “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

“Dan mereka adalah panutan kita, para kiai-kiai. Karena itu, saya membayangkan kira-kira ayat 13 Surat Al-Hujurat tadilah yang menjadi landasan mereka itu memasukkan salah satu elemen ayat ini di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” ujarnya.

Oleh karena itu, alumnus Pondok Pesantren Gontor ini menegaskan bahwa Hari Santri adalah momentum mengenang para santri dan kiai zaman dahulu yang telah memberikan kontribusi besar terhadap kemerdekaan dan kemajuan negeri ini.

Dalam acara tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengatakan, “Perbedaan yang ada harus disikapi dengan arif. Ambil sisi positif. Saling menyempurnakan,” katanya, “Esensi dan substansi ajaran islam yang menebarkan rahmat bagi alam semesta. Dunia santri adalah dunia yang sangat menghargai budaya, seni. Karena kita adalah bangsa terhormat, memiliki harkat dan martabat, maka Kebudayaan juga harus bersumber dari nilai nilai agama dan moral.” Tandasnya.

0

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.