LirboyoNet, Kediri—Sejak Senin (30/04) lalu, puluhan santri Pondok Pesantren Lirboyo mendapatkan kesempatan berharga. Lima hari mereka dengan getol dibimbing oleh beberapa tutor. Mereka sedang dibimbing untuk bisa mengolah limbah sampah.
Bimbingan ini diberikan oleh tenaga profesional, yang didatangkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Pihak negara ini bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor. Ibunyai Umi Waheeda, sang pengasuh pesantren, ikut turun aktif menemani bimbingan yang dilaksanakan di lokasi pengolahan limbah ponpes Lirboyo.
Selama lima hari itu, beliau menekankan kepada santri, bahwa mereka sekarang harus ikut ambil peran dalam kesejahteraan ekonomi bangsa. “Kalian harus menjadi bos di negara kalian, harus menjadi bigbos,” tekan ibunyai yang lahir dan besar di Singapura ini, kepada segenap peserta pelatihan. Menjadi bos, artinya mereka harus berjuang meningkatkan perekonomian bangsanya. Salah satunya, dengan memanfaatkan limbah sampah yang ada di lingkungan pesantren.
Agus Zulfa Ladai Robbi, Ketua Pondok Pesantren Lirboyo, menilai bahwa sudah saatnya pesantren ikut aktif dalam pergerakan ekonomi daerah, bahkan secara nasional. “Dengan tanpa meninggalkan niat berkhidmah, sudah waktunya kita berdakwah dan berjuang lewat ekonomi. Kita buktikan dengan aktivitas ekonomi pesantren semacam ini, bahwa pesantren memang mampu untuk membuktikan itu,” tegasnya.
Akhir-akhir ini, program penguatan pesantren dari sektor ekonomi memang terus digalakkan. Terutama dari sisi manajemennya. “Ini yang kami lakukan dengan mendatangi satu per satu pesantren, dari ujung barat hingga sampai di Lirboyo ini,” ungkap E. Ratna Utarianingrum, salah satu Direktur Kementerian Perindustrian saat penutupan pelatihan, Jumat pagi (04/05).][