Rukyatul Hilal bersama Lembaga Falakiyyah NU Cabang Blitar

LirboyoNet, Blitar- (01/02) bertepatan 29 Jumadil Tsaniyyah, lebih dari 40 santri Lirboyo melakukan praktik rukyatul hilal di pantai Serang (Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur), setelah mendapatkan materi kursus falak yang diajarkan satu kali pertemuan dalam satu Minggu, di Pondok Pesantren Lirboyo, dengan didampingi Ustadz Reza Zakariya Yusa, dan Ustadz Asmujib.

Rombongan melakukan perjalanan dengan menggunakan dua bus sekolah dan satu mobil. Setiba di kawasan pantai Serang, rombongan beristirahat di musholla sekaligus diberikan pengarahan oleh Ustadz Asmujib sebelum menuju ke bibir pantai.

Tujuan dilakukan observasi ini tidak lain sebagai pembekalan santri dalam melakukan rukyah ketika telah berada di daerahnya masing-masing. Sebagaimana diungkapkan oleh Ustadz Zakariya “Masih banyak orang-orang yang kurang ahli dalam rukyat, sehingga adanya kegiatan ini sebagai bekal teman-teman santri untuk memahami rukyat.”

Di sana, rombongan bertemu dengan Lembaga Falakiyyah (LF) Nahdlatul Ulama Cabang Blitar yang juga sama-sama sedang melakukan pengamatan hilal. Bertemunya dengan LF Cabang Blitar ini, di samping para santri melakukan pengamatan dengan alat sederhana, juga menggunakan alat modern berupa teropong yang dimiliki oleh LF Cabang Blitar yang menggunakan sistem Ajimutal.

LF Cabang Blitar yang diwakili oleh Bapak Ahmad Muhammad –juga alumni Lirboyo- menjelaskan tentang sistem penggunaan teropong. Terdapat dua sistem dalam menggunakan teropong. Pertama sistem ajimutal dan kedua sistem equatorial. Beliau menjelaskan; “Sistem azimutal itu sistemnya cuma berputar ke kanan-kiri dan ke atas-bawah. Kalau equatorial itu semuanya otomatis. Sedangkan untuk cara ini, pemasangannya tinggal menghitung kordinat lintang tempatnya berapa dan deklinasinya berapa. Setelah ketemu, kemudian menghitung tinggi benda langitnya berapa. Untuk benda langitnya bebas, bisa benda langit apa saja.”

Di samping itu Bapak Ahmad juga menjelaskan fungsi belajar ilmu falak di antaranya; Menentukan awal bulan Hijariyyah, waktu shalat, arah kiblat, dan waktu gerhana. “Ilmu falak ini akan sangat berguna di masyarakat kelak ketika ingin membangun masjid atau musholla. Kemudian ketika bulan Ramadhan, banyak orang yang meminta jadwal imsakiyyah.” Jelasnya.

Meski gagal melihat hilal, tapi gurat senyum dari wajah para peserta observasi tidak surut. Mereka tetap senang, karena mendapat pengalaman baru, melakukan praktik pengamatan secara langsung.[]

Baca juga: Santri Ikuti Kursus Ilmu Falak

Ikuti juga: Pengajian Kitab Al-Mizan Al-Kubro

Rukyatul Hilal
Rukyatul Hilal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.