Mobile Legend: Karakter Khaleed dalam Sorotan

Khaleed Mobile Legend

Kamu player Mobile Legend? Pasti kenal dong karakter Khaleed?

Bagi yang belum kenal, tak kasih tahu nih, game Mobile Legend sering membuat karakter game mereka dengan inspirasi tokoh pahlawan atau pun mitos suatu daerah.

Salah satunya Khaleed. Menurut cerita fiktif yang disematkan, Khaleed adalah pangeran dari Artha Clan, yang mencintai petualangan. Dia sangat menginginkan keagungan dari budaya Emerald Road, bermimpi bahwa suatu hari dia dapat mengunjungi Agelta Drylands yang luas dan menyaksikan kemakmurannya.

Terlepas dari cerita fiktif yang ada, visualisasi tokoh Khaleed dalam game tersebut sangat menunjukkan representasi dari salah satu pejuang Muslim sekaligus sahabat Rasulullah SAW yang harus umat Muslim muliakan, yaitu Khalid Ibn Walid.

Rasulullah SAW bersabda;

اَللهُ اَللهُ فِيْ أَصْحَابِيْ لَا تَتَّخِذُوْهُمْ غَرْضًا بَعْدِيْ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ فَبِحُبِّيْ أَحَبَّهُمْ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِيْ أَبْغَضَهُمْ وَمَنْ آَذَاهُمْ فَقَدْ آَذَانِيْ وَمَنْ آَذَانِيْ فَقَدْ آَذَى اللهَ وَمَنْ آذَى اللهَ يُوْشِكُ أَنْ يُأخَذَ

Bertakwalah kalian kepada Allah, bertakwalah kalian kepada Allah terhadap hak-hak para sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (dalam cacian dan cercaan) sepeninggalku, barangsiapa yang mencintai mereka, maka dengan kecintaanku, aku pun mencintai mereka, dan barangsiapa membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku pun membenci mereka (yang membenci sahabat), barangsiapa menyakiti mereka, sungguh ia telah menyakitiku, barangsiapa menyakitiku, berarti ia telah menyakiti Allah, barangsiapa menyakiti Allah, hampir saja Allah menyiksanya.

Dalam Takmilah al-Majmu’ disebutkan, salah satu bentuk penghinaan terhadap objek tertentu adalah menjadikannya mainan. Berikut keterangannya;

وَاِذَا كَانَ هُنَاكَ نَوْعٌ مِنَ التَّمَاثِيْلِ لَا يَظْهَرُ فِيْهِ قَصْدُ التَّعْظِيْمِ وَلَا التَّرَفِ وَلَا يَلْزَمُ مِنْهُ شَيْءٌ مِنَ الْمَحْظُوْرَاتِ السَّابِقَةِ فَالْاِسْلَامُ لَا يُضَيِّقُ بِهِ صَدْرًا وَلَا يَرَى بِهِ بَأْسًا . وَذَلِكَ كَلَعْبِ الْأَوْلَادِ الصِّغَارِ الَّتِيْ تُصْنَعُ عَلَى شَكْلِ عَرَائِسِ أَوْ قَطَّطٍ. أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ مِنَ السِّبَاعِ وَالْحَيَوَانَاتِ لِأَنَّ هَذِهِ الصُّوَرَ تُمْتَهَنُ بَاللَّعْبِ وَعَبْثِ الْأَوْلَادِ بِهَا

“Jika ada jenis patung di mana maksud pemuliaan atau kemewahan tidak tampak, dan tidak ada larangan-larangan yang telah disebutkan sebelumnya, maka Islam tidak menyempitkan dadanya, dan Islam tidak melihat ada yang salah dengan itu. Demikian seperti mainan anak laki-laki yang dibuat dalam bentuk boneka atau kucing, atau binatang buas dan hewan lainnya, karena gambar-gambar ini dipermalukan dengan dijadikan objek bermain anak-anak.”

Dengan demikian menggunakan hero Khaleed dalam game Mobile Lagend adalah salah satu bentuk penghinaan terhadap salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Khalid bin Walid.

Memang jika diperuntukkan orang awam, karakter game demikian bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan mereka dengan Khalid salah satu pahlawan Islam. Atau dengan karakter Khaleed mampu membuat mereka main game dan meninggalkan kemaksiatan yang lebih. Sehingga, bagi mereka memainkan game Mobile Legend dengan karakter khaleed tidak masalah.

Baca juga: Budaya Indonesia Media Bermasyarakat Paling Efektif (Part; 2)
tonton juga: Lirboyo Bershalawat Bersama Habib Syech dalam Rangka Satu Abad NU

Sebagaimana dijelaskan oleh As-Sayyid Zain bin Ibrohim bin Smith dalam Manhaj as-Shawiy;

وَقَالَ سَيِّدُنَا الْإِمَامُ عَبْدُ اللهِ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ طَاهِرٍ نَفَعَ اللهُ بِهِ يَنْبَغِيْ لِمَنْ أَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ أَوْ نَهْىٍ عَنْ مُنْكَرٍ أَنْ يَكُوْنَ بِرِفُقٍ وَشَفْقَةٍ عَلَى الْخَلْقِ يَأْخُذُهُمْ بِالتَّدْرِيْجِ فَإِذَا رَآَهُمْ تَارِكِيْنَ لِأَشْيَاءَ مِنَ الْوَاجِبَاتِ فَلْيَأْمُرُهُمْ بِالْأَهَمِّ فَالْأَهَمِّ فَإَذَا فَعَلُوْا مَا أَمَرَهُمْ بِهِ إِنْتَقَلَ إِلَى غَيْرِهِ وَأَمَرَهُمْ وَخَوَّفَهُمْ بِرِفْقٍ وَشَفْقَةٍ مَعَ عَدَمِ النَّظَرِ مِنْهُ لِمَدْحِهِمْ وَذَمِّهِمْ وَعطاهم وَمَنَعَهُمْ وَإِلَّا وَقَعَتِ الْمُدَاهَنَةُ وَكَذَا إِذَا ارْتَكَبُوْا مَنْهِيَّاتٍ كَثِيْرَةٍ وَلَمْ يَنْتَهُوْا بِنَهْيِهِ عَنْهَا كُلِّهَا فَلْيُكَلِّمْهُمْ فِيْ بَعْضِهَا حَتَّى يَنْتَهُوْا ثُمَّ يَتَكَلَّمُ فِيْ بَعْضِهَا حَتَّى يَنْتَهُوْا ثُمَّ يَتَكَلَّمُ فِيْ غَيْرِهَا وَهَكَذَا اِنْتَهَى مِنْ مَجْمُوْعِ كَلَامِهِ الْمَنْثُوْرِ

“Bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus bersikap lembut dan belas kasih kepada manusia, ia harus bertindak pada mereka dengan bertahap. Ketika ia melihat mereka meninggalkan beberapa kewajiban, maka hendaknya ia memerintahkan pada mereka dengan perkara wajib yang paling penting kemudian perkara yang agak penting. Kemudian ketika mereka telah melaksanakan apa yang ia perintahkan, maka ia berpindah pada perkara wajib lainnya. Hendaknya ia memerintahkan pada mereka dan menakut-nakuti mereka dengan lembut dan belas kasih tanpa melihat pujian dan ejekan, pemberian dan penolakan. Jika tidak, yang terjadi adalah penghinaan. Begitu juga ketika mereka melakukan larangan-larangan agama yang banyak dan mereka tidak bisa meninggalkan semuanya, maka hendaknya ia berbicara kepada mereka di dalam sebagiannya saja hingga mereka menghentikannya, kemudian baru berbicara sebagian yang lain, begitu seterusnya.”

Namun bagi orang yang sudah kenal dengan Khalid, mereka yang setiap harinya menyibukkan diri dengan kegiatan positif, memainkan karakter ini jelas tidak tepat. Karena menjadikan tokoh yang dimuliakan sebagai alat bermain.

Demikian sebagaimana keterangan As-Sya’roni dalam Mizan al-Kubro;

فَإِنَّ جَمِيْعَ الْمُكَلَّفِيْنَ لَا يَخْرُجُوْنَ عَنْ قِسْمَيْنِ: قَوِيٌّ وَضَعِيْفٌ مِنْ حَيْثُ إِيْمَانُهُ أَوْ جِسْمُهُ فِيْ كُلِّ عَصْرٍ وَزَمَانٍ، فَمَنْ قَوِيَ مِنْهُمْ خُوْطِبَ بِالتَّشْدِيْدِ وَالْأَخْذِ بِالْعَزَائِمِ وَمَنْ ضَعُفَ مِنْهُمْ خُوْطِبَ بِالتَّخْفِيْفِ وَالْأَخْذِ بِالرَّخَصِ وَكُلُّ مِنْهُمَا حِيْنَئِذٍ عَلَى شَرِيْعَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَتِبْيَانٍ، فَلَا يُؤْمَرُ الْقَوِيُّ بِالنُّزُوْلِ إِلَى الرُّخْصَةِ، وَلَا يُكَلَّفُ الضَّعِيْفُ بِالصُّعُوْدِ لِلْعَزِيْمَةِ،

“Setiap orang dewasa dan berakal tidak keluar dari dua kemungkinan, kuat dan lemah. Kuat atau lemah dari sisi keimanan bisa juga dari aspek fisik. Di setiap era dan zaman selalu demikian. Kepada yang kuat berikan pada mereka fatwa yang berat dan dorong untuk mengamalkan hukum (azimah). Sedang kepada mereka yang lemah berikan pada mereka fatwa yang ringan dan dorong untuk mengamalkan (rukhsoh) dan dengan demikian setiap dari mereka telah menjalankan syariat dari tuhannya. Maka orang yang kuat jangan didorong untuk mengamalkan ruhsoh sedangkan orang yang lemah jangan diberikan beban untuk mengamalkan azimah”

Sekian kejelasan singkat kami semoga bermanfaat. Waallah a’lam.

Mobile Legend: Karakter Khaleed dalam Sorotan
Mobile Legend: Karakter Khaleed dalam Sorotan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.