Contoh Khutbah Jumat Singkat: Ulama Akhirat dan Ulama Su’

Kali ini dapur redaksi lirboyo.net menyajikan contoh khutbah jumat singkat dengan tema ulama akhirat dan ulama su’, tidak lain bertujuan untuk mengingatkan kembali perlunya memahami lebih dalam akan pentingnya mengambil ilmu dan hikmah dari tangan orang yang tepat. Sehingga ilmu dan hikmah itu bisa tumbuh di tanah gersang dan menyemikan aroma wewangian bukan dedurian yang melukai pejalannya.

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُون. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Di siang hari yang penuh berkah, alhamdulillah kita dapat menjalankan perintah-Nya di tempat yang mulia ini. Sebagai sesama muslim, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi dan segenap sidang jum’ah sekalian, agar senantiasa merawat dan menumbuhkan rasa takwa dan keimanan kita di hadapan Allah swt. dengan semaksimal mungkin untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, baik di kala senggang maupun sibuk, di saat ramai maupun sendiri.

Hadirin rahimakumullah

Sebagai seorang mukmin, Allah memerintahkan kita untuk tidak berhenti menimba pengetahuan, sampai kapan dan di mana pun. Dengan pengetahuan itulah seorang hamba bisa lebih bermakna di sisi Tuhan-Nya. Dengan pengetahuan itu jug,  Sang Pencipta dapat kita kenal dan selanjutnya mengimani. Pengetahuan atau ilmu yang pertama-tama menjadi kewajiban seseorang adalah yang berkaitan dengan akar aqidah dan keimanan, kemudian pengetahuan tentang ibadah-ibadah yang menjadi pondasi seorang mukmin atas keimanannya.

Maka dari itu, ketika menuntut ilmu terasa sangat penting di sisi Allah dan manusia, seseorang yang mengajarkannya juga tak kalah penting akan derajat dan keagungannya. Semua orang memiliki peran dan tugas masing-masing, dan semua akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dikerjakan dari tugasnya tersebut. Dalam hal ini, seorang pendidik, pengajar atau ulama yang ingin berreputasi baik dan mulia di hadapan Allah, haruslah memiliki kriteria yang agung dan terpuji pula.

Yang menjadi pokok, ulama adalah مَنْ عَلِمَ وَعَمِلَ وَعَلَّمَ orang yang berilmu, mengamalkan ilmunya sekaligus menyebarluaskan apa yang ia ketahui. Demikian itulah mereka yang akan memiliki derajat mulia. Jika satu syarat kosong, jika ulama melepaskan diri untuk berperilaku dari apa yang telah ia ketahui, maka ia layaknya lilin yang membakar dirinya demi menerangi sekitar. Seperti jarum yang bisa menyatukan kain dan digunakan menutupi aurat sedang ia sendiri telanjang.

Ulama adalah yang menyayangi umat melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Nabi Saw. bersabda ;

إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Aku di hadapan kalian semua layaknya orang tua terhadap anaknya.”

Namun, jika orang tua akan berbuat apapun agar anaknya selamat dari bara api dunia, seorang ulama dan guru harus berupaya bagaimana umat dan anak didiknya selamat dari api akhirat. Dari situlah maka hak ulama dan guru melebihi hak yang orang tua miliki.

Hadirin sidang jumat rahimakumullah

Niatnya juga haruslah tulus, bukan bertujuan untuk mencari panggung, pujian, pemberian dan keuntungan lainnya selain ridla Allah swt. Karena niat yang tulus itulah yang menjadi ruh dari setiap amal seseorang. Ulama dan guru haruslah memiliki jiwa penyelamat tanpa pamrih, maka ia akan selalu mengupayakan umat dan muridnya agar tidak terpecah dalam permusuhan, kebencian dan perilaku-perilaku tercela lainnya. Ia akan mengupayakan kesatuan dan kecintaan kepada sesama. Itulah tanda-tanda ulama akhirat.

Ketika derajat seorang ulama dan guru itu akan mendapat pujian dari Sang Khaliq, maka yang gagal menjalani jalannya yang berat juga akan mengundang caci dan murka dari-Nya. Yakni ulama yang bertujuan duniawi semata, mencari kenikmatan dan kesenangan yang ada di dalamnya saja. Ia hanya menjadikan ilmu sebagai alat dan perantara yang akan mengantarkan dirinya pada sebuah posisi dan kedudukan di hadapan umat.

إِنَّ أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِعَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللهُ بِعِلْمِهِ

“Sesungguhnya paling pedihnya siksaan manusia kelak di hari kiamat adalah seorang ulama yang Allah tidak memberikan kemanfaatan atas ilmunya.”

Ilmu bermanfaat berarti yang mampu mengantarkan dirinya atau orang lain mendapatkan ridla Allah. Menciptakan rasa takut hanya kepada Allah. Bukan malah mengundang kemurkaan dan berani menentang-Nya. Dalam hadis lain Nabi menambahi ;

لَا يَكُوْن الْمَرْءُ عَالِمًا حَتَّى يَكُوْنَ بِعِلْمِهِ عَامِلًا

“Seseorang tidak dikatakan sebagai Alim hingga ia mengamalkan ilmunya.”

Hadirin sekalian rahimakumullah

Bagaimana mungkin ada anggapan seseorang sebagai ulama, sedangkan ia menciptakan perpecahan. Bagaimana mungkin ia disebut ulama yang tujuannya mencari pangkat, kedudukan, pujian dan ucapan terima kasih, padahal apa yang ia ketahui telah memerintahkan agar menata niat dalam segala hal yang ia perbuat. Mengharuskan segalanya untuk mencari ridla dan tingginya derajat di sisi Allah semata.

Semoga kita semua terhindar dari yang demikian itu. Mari kita timba ilmu dan kalam hikmah dari sumber yang tepat. Sehingga ilmu dan hikmah itu bisa tumbuh di tanah gersang dan menyemikan aroma wewangian bukan dedurian yang melukai pejalan atau bahkan dirinya sendiri. Sebagai penutup, Nabi memperingatkan kita sebagai umat akhir jaman, bahwa ;

يَكُوْنُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ عُبَّادٌ جُهَالٌ وَعُلَمَاءٌ فَسّاقٌ

“Di akhir jaman akan merebak hamba-hamba yang bodoh dan ulama yang fasiq.”

Dan sekarang kita dalam posisi tersebut, ibarat hari, kita hidup di saat matahari sudah menenggelamkan sebagian tubuhnya di peraduan. Mega merah akan menggantikannya dan malam akan menjelang.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلحمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا  كَمَا أَمَرَ. أَشْهدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وأَشْهَدُ أَنَّ  سَيّدَنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ. اللّٰهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ أَمَّا بَعْدُ: فيَآ أَيُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَاَلى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ، وحَافَظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ، فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمً. اَللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا محمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ   اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والرِّبَا وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.   فَيَا عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَر

Demikianlah contoh khutbah jumat singkat yang bisa kami sampaikan. Semoga contoh khutbah jumat singkat  ini, bisa bermanfaat, baik bagi khatib, maupun bagi masyarakat luas lainnya. Jangan lupa untuk dukung youtube dan media sosial Pondok Lirboyo, agar semakin berkembang dan maju. Baca juga contoh khutbah jumat singkat lainnya di lirboyo.net.

One thought on “Contoh Khutbah Jumat Singkat: Ulama Akhirat dan Ulama Su’

  1. untuk tulisan perihal ceramah jum’at…
    Semoga smakin banyak lagi ceramah2 yang ditulis….sangat baik sekali hingga kami bisa pergunakan untuk menjadi bahan ceramah dalam rangka dakwah dilingkungan kami…..terima kasih kami ucapkan.
    Semoga pahala mengalir kepada sumber penulis…aamiiin ya Robb..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.