Mimpi Melihat Allah |
Mimpi merupakan aktivitas alam bawah sadar yang menyertakan indra lain, seperti pendengaran, penglihatan hingga perasaan. Ada banyak teori yang mengulas tentang mimpi dan tafsirnya. Baik dari kalangan umum maupun agamawan. Belum lagi jika dikaitkan dengan mitos.
Mimpi bertemu Nabi saw. adalah suatu hal yang didamba oleh siapa pun dari seorang muslim. Seseorang yang bermimpi beliau, ternyata mendapati kondisi fisik beliau tidak selaras dengan informasi yang telah beredar terkait beliau. Seperti beliau terlihat lebih sepuh, sedang sakit atau kondisi lainnya.
Setiap dari kita semoga saja jika mimpi bertemu dengan beliau maka jelas itu adalah Rasulullah. Sebab setan tidak bisa menyamar menjadi sosok beliau seperti yang ditegaskan oleh beliau sendiri dalam sebuah hadis ;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
Artinya : Dari Abu Hurairah Ra. berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka (seakan) ia melihatku dalam kondisi terjaga, karena setan tidak bisa menyerupai diriku (Nabi). ” (HR. Bukhari).
Mimpi berjumpa Nabi dengan menampilkan fisik adalah lumrah, karena beliau adalah manusia utusan yang memiliki sifat dan bentuk fisik layaknya kita. Akan tetapi karena kemuliaan dan kesempurnaan beliau lah yang melarang kita menggambarkan sosoknya.
Mimpi Berjumpa Allah
Namun bagaimana jika mimpi bertemu Allah, Dzat Yang Maha Sempurna, yang tiada kata untuk memuat segala kesempurnaan-Nya, apakah boleh? Lebih-lebih jika Dzat-Nya itu mewujud pada suatu sosok tertentu. Bukankah Dia berbeda dengan makhluk? Sedang kita tidak ada kuasa untuk menghendaki sebuah mimpi tertentu, semua terjadi secara alami dan mungkin-mungkin saja.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Qs.asy-Syura: 11)
Kesepakatan ulama bahwa boleh dan sah saja seseorang itu mimpi bertemu Allah. Namun apa yang ia lihat dalam mimpi tersebut, bukanlah hakikat dari wujud Allah itu sendiri.
Hal ini pernah dialami Rasulullah seperti yang tercatat di hadis riwayat Imam Tirmidzi Ra;
روى الإمام أحمد والترمذي وصحّحه عن معاذ بن جبل في حديث المنام: أَتَانِي رَبَّي فِيْ أَحْسَنِ صُوْرَة
“Tuhanku mendatangiku (dalam mimpi) dengan sebaik-baiknya rupa.”