Tekun dalam belajar dan cita-cita

Sudah seperti syarat mutlak, bahwa seorang pelajar harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar dan mengejar cita-citanya. Seperti yang diisyaratkan dalam al-Quran surah al-ankabut ayat 69 :

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Dikatakan bahwa barang siapa bersungguh-sungguh untuk mencari sesuatu, tentu akan mendapatkannya. Kita bisa menganalogikan hal tersebut dengan mengetuk pintu secara terus menerus, tentu kita akan masuk. Apa yang kita dambakan, tentu sesuai dengan kadar kesulitan yang kita jalani.

Prinsip Seorang Pelajar

Dengan kata lain, prinsip seorang pelajar seharusnya membuat pilihan yang sulit, jika ingin belajarnya mudah. Seorang pelajar yang selalu membuat pilihan sulit dalam proses belajarnya, seperti saat ujian misalkan, ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna—meskipun menyenangkan—untuk ia gantikan dengan belajar, maka kehidupan setelahnya akan terasa mudah.

Saat teman-teman belajar yang lain bersusah payah mempersiapkan ujian. Dia yang bersusah payah di awal, akan mudah mengisi jawaban saat ujian. Syeikh Sadiduddin pernah mengalunkan syair gubahan Imam Syafi’i yang berbunyi :

الجد يدني كل أمر شاسع # والجد يفتح كل باب مغلق

وأحق خلق الله بالهم امرؤ # ذو همة يبلى بعيش ضيق

من الدليل على القضاء وحكمه # بؤس اللبيب وطيب عيش الأحمق

لكن من رزق الحجا حرم الغنى # ضدان يفترقان اي تفرق

“Kesungguhan bisa mendekatkan sesuatu yang jauh, dan bisa membuka setiap pintu yang terkunci. Sungguh banyak orang bercita-cita tinggi bersedih, karena diuji dengan kemiskinan. Barangkali sudah menjadi suratan takdir dan keputusan Allah, banyak orang yang bodoh kaya raya dan orang-orang cerdas tetapi miskin. Dan kedua hal itu tak bisa disatukan.”

Modal paling pokok ialah kesungguhan. Segala sesuatu bisa dicapai asal mau bersungguh-sungguh dan bercita-cita luhur. Ketika seseorang mau bersungguh-sungguh, meskipun tidak mendapatkan segalanya, paling tidak sebagian sudah didapat.

Disini peranan takdir bekerja. Tugas seorang pelajar adalah tidak boleh menyerah di masa mudanya. Tak peduli hasilnya seperti apapun, masa muda tak akan terulang. Nikmatilah dengan sesuatu yang bermanfaat. Rasulullah Bersabda :

ان الله يحب معالي الامور ويكره سفسفها

“Sesungguhnya Allah itu mencintai sesuatu yang luhur atau tinggi dan membenci sesuatu yang rendah.”

Mendapatkan Ilmu Bermanfaat Ilmu yang bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun orang yang berilmu itu meninggal, karena ilmu yang bermanfaat itu abadi.

Syaikh Burhanuddin berkata, “Orang bodoh itu mati sebelum ia mati. Tubuhnya ibarat kuburan bagi jiwanya. Sedangkan orang yang berilmu itu selamanya hidup, sekalipun tulangnya hancur dikalang tanah.”

Ilmu itu membawa keuntungan di dunia dan di akhirat. Lezatnya mempelajari sesuatu mendorong akal untuk memperoleh pengetahuan yang lain. Semua itu, tidak lain karena ilmu tersebut bermanfaat, entah bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Baca juga : 2135 Santri Siap Didelegasikan ke 71 Daerah di Nusantara

Rutinan Pengajian Kitab Al Mizan Al Kubro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.