KH. An’im Falahuddin Mahrus: Kitab Kuning Berperan Penting dalam Pondasi Kebangsaan

Sambutan Kiai An'im

Dalam satu kesempatan, KH. An’im Falahuddin Mahrus memberikan sambutan pada kuliah umum yang dilaksanakan oleh Mahad Aly Pondok Pesantren Lirboyo pada Rabu (03/08) di Aula Al-Muktamar. Dalam sambutan tersebut beliau menyinggung betapa pentingnya memperdalam kitab kuning bagi seorang santri.

Sebetulnya, masalah kitab kuning ini bisa menjawab semua hal yang ada di dunia ini sebetulnya sudah sangat lama. Tinggal bagaimana kita mengimplimentasikannya. Ada pengalaman yang bisa kita petik bahwa kitab klasik punya peran penting dalam pondasi kebangsaan. Contoh, agresi belanda yang kedua sekitar tahun 1948 M. saat itu resolusi jihad diputuskan dengan mengacu pada kitab kuning.

Peranan para ulama dalam menumbuh-kembangkan nasionalisme sudah tidak diragukan lagi. Terlebih dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankannya. Semua itu tidak terlepas dari peranan kitab-kitab klasik pula. Karena ulama yang benar-benar alim, adalah beliau-beliau yang selalu berpegang pada pemahaman akan hal tersebut.

Peran yang lain dicontohkan oleh Kiai An’im, saat Presiden Soekarno kebingungan akan mengambil alih status irian jaya, status papua saat itu masih dikuasai belanda. Sehingga, Bung Karno menemui Kiai Wahab Hasbullah. Kemudian Kiai Wahab mengambil sebuah kitab Fathul Qorib pada saat itu, bahwa permasalahan Papua termasuk dalam kasus ghosob dalam kitab fikih.

Karena dalam sebuah fatwa dari para ulama, selalu memiliki ta’bir (tendensi) yang jelas dan diambilkan dari kitab kuning. Dari permasalahan yang ada, harapan Kiai An’im adalah para santri harus bisa menyelesaikan problematika umat dengan bermodalkan pemahaman akan kitab klasik. Semua itu tidak lain agar para santri bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.

Karena, sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat untuk orang lain.

Harapan Kiai An’im juga, agar para santri bisa mendapatkan tempat yang sesuai dengan ilmunya. Begitu banyak alumni-alumni pesantren yang memiliki skil yang bagus, namun tidak di tempat yang tepat.

Baca Juga : Kemerdekaan Indonesia mirip Fathul Makkah

Kuliah Umum Ma’had Aly Lirboyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.