Tata Cara Shalat Jama’ dan Qashar dalam Perjalanan

Kaum muslimin sering melakukan perjalanan baik dengan tujuan silaturahim maupun pekerjaan. Seperti mudik ketika lebaran, ziarah wali songo, dan perjalanan wisata dari lembaga pendidikannya.

Hal tersebut menyebabkan ketika masuk waktu shalat masih dalam perjalanan baik di bus, pesawat, kapal laut, dan lainnya. Maka Allah Swt, memberikan dispensasi atau keringanan dalam fiqih yang disebut dengan rukhshah dengan melaksanakan shalat jama’ maupun qashar. Qashar adalah sebuah pilihan yang disediakan oleh Allah bagi umatnya yang merasa berat melakukan shalat dengan empat rakaat ketika bepergian.

Devinisi Qashar

Qashar adalah meringkas rakaat shalat fardu selain Shubuh dan Maghrib yakni Dzuhur, Ashar dan ‘Isya’, menjadi dua raka’at.

Bagi seseorang yang melakukan berpergian jauh (+82 km), syari’at memberikan rukhsoh (keringanan), untuk meng-qoshor (meringkas) shalat dan mengumpulkan shalatnya (jama’).

Syarat Shalat Qashar

Shalat fardlu boleh diqashar jika memenuhi beberapa syarat:

1. Shalat yang di qashar harus shalat berjumlah empat raka’at.
2. Mempunyai tujuan tempat atau daerah yang pasti.
3. Berpergian bukan karena tujuan maksiat.
4. Berpergian dengan tujuan yang benar (ghordlun shohih), seperti bertujuan untuk berdagang.
5. Jarak perjalanan mencapai 82 km (dalam kitab Taqrirot as- Sadidah), 199,9 km (mayoritas Ulama), 94,5 km (Ahmad al- Husain al-Mishry), 80,64 km (al-Kurdy).
6. Dilakukan setelah melewati batas desa.
7. Mengetahui hukum diperbolehkannya melakukan qashar shalat.
8. Dilakukan ketika masih dalam masa berpergian.
9. Niat qashar bersamaan dengan takbirotul ihram.
10. Tidak bermakmum pada orang yang melakukan shalat dengan sempurna.
11. Terjaganya niat qashar selama shalat berlangsung.

    Devinisi Jama’

Shalat Jama’ adalah mengumpulkan dua shalat fardlu dalam satu waktu. Apabila dilakukan pada waktu shalat yang pertama maka disebut jama’ taqdim, seperti mengumpulkan shalat Ashar dengan shalat Dzuhur di waktu Dzuhur, dan apabila dilakukan di waktu shalat yang kedua maka disebut jama’ ta’khir, seperti mengumpulkan shalat Dzuhur dengan shalat Ashar di waktu Ashar. Sedangkan shalat Subuh tidak boleh dijama’.

Sebab-sebab Jama’ Shalat

1. Sebab bepergian (jama’ taqdim dan ta’khir);
2. Sebab hujan (jama’ taqdim);
3. Sebab sakit (jama’ taqdim dan ta’khir).

Syarat Jama’ Taqdim

1. Tartib, artinya kalau menjama’ Shalat Dzuhur dengan Shalat Ashar, maka harus mendahulukan Shalat Dzuhur.
2. Niat jama’ bersamaan dengan Takbirotul Ihram-nya shalat pertama. Untuk shalat yang kedua tidak disyaratakan niat jama’.
3. Antara dua shalat harus muwalah (terus-menerus), tidak diselingi ibadah atau pekerjaan yang lain.

Syarat Jama’ Ta’khir

1. Niat jama’ ta’khir diwaktu shalat yang pertama.
2. Mengerjakan shalat yang kedua masih dalam perjalanan.

Menurut qaul shahih, jama’ ta’khir tidak disyaratkan tartib, jadi boleh mendahulukan shalat yang bukan waktunya seperti mendahulukan shalat Dzuhur pada waktu Ashar dalam jama’ ta’khir.

Catatan: Syarat yang ada pada syaratnya shalat qashar berlaku juga untuk shalat jama’.

Niat Shalat Qashar

أُصَلِّي فَرْضَ الظَّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا لِلَّهِ تَعَالَى (مَثَلاً)

Aku niat shalat fardlu Dzuhur dua raka’at qoshor, karena Allah Ta’ala.

Niat Shalat Jama’ Taqdim

أَصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ رَكَعَاتٍ مَجْمُوعًا إِلَيْهِ الْعَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيمِ لِلَّهِ تَعَالَى (مَثَلاً)

 Aku niat shalat fardlu Dzuhur empat raka’at. Menjama’ Ashar terhadap Dzuhur dengan jama’ taqdim, karena Allah Ta’ala.

أَصَلَّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيمِ لِلَّهِ تَعَالَى (مَثَلاً)

Aku niat shalat fardlu Ashar empat raka’at. Dijama’ dengan Dzuhur dengan jama’ taqdim, karena Allah Ta’ala.