Mengenal Aksara Pegon

Sebuah realita yang tak terbantahkan, bahwa kelestarian khazanah keilmuan Islam menjadi pondasi utama atas eksistensi agama Islam itu sendiri. Karena alasan tersebut, sejak dulu para ulama telah menggariskan upaya pelestarian akan khazanah keislaman melalui budaya literasi. Tradisi literasi tersebut berjalan dan dikembangkan secara terus-menerus dan berkesinambungan, terutama di pondok pesantren salaf.

Adalah Pegon, sebuah metode penulisan literasi klasik yang diwariskan oleh para ulama Nusantara. Tradisi menulis dengan aksara Arab yang dimodifikasi (Arabic modified script) ini pertama kali dikenal dan tumbuh sejak abad ke-16 dan terus berkembang dengan segala kompleksitasnya hingga abad ke-21.

Memang, aksara ini aneh dan lain daripada yang lain. Dalam bentuk tulisan, Aksara Arab Pegon memang berbentuk huruf-huruf Arab, namun bahasa yang menjadi isi dari tulisann tersebut adalah bahasa Jawa, Sunda, Madura, Indonesia dan bahasa-bahasa daerah yang berkembang di Indonesia. Karena itulah, aksara ini dinamakan Arab Pegon.

Dalam menulis Pegon, harokat tidak lagi digunakan, tetapi diganti dengan huruf vokal. Kecuali jika ada kerancuan bacaan maka perlu dibantu dengan harokat. Selain itu, dalam aksara Pegon juga mengenal kata Serapan bahasa Arab adalah setiap kata yang berasal dari bahasa Arab tidak boleh ditulis Pegon, artinya harus ditulis sebagaimana aslinya, misalkan kata “Islam” ditulis sebagaimana mestinya. Dengan adanya huruf-huruf modifikasi dalam aksara Arab Pegon, pada hakikatnya, aksara ini mampu menjadi pelengkap aksara Arab atau huruf-huruf hijaiyyah ketika berinteraksi dengan sistem fonologis bahasa yang tidak terdapat dalam sistem fonologis Arab.

Kontribusi riil aksara Pegon dalam perkembangan dan pengembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah, pertama, menjadi media untuk menulis teks-teks keagamaan. Kedua, menjadi media untuk menerjemahkan kitab-kitab salaf dengan metode salaf utawi-iki-iku. Ketiga, menjadi media untuk membantu para santri dan siswa dalam menghafalkan mufrodat (kosakata) bahasa Arab dalam bentuk syi’ir. Keempat, menjadi gerbang besar bagi masuknya kosakata Arab ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Kelima, menjadi media untuk mengembangkan keterampilan membaca dan memahami teks. Keenam, menjadi media untuk mendalami tata bahasa Arab yang meliputi Nahwu, Sharaf dan Balaghah.

Aksara Pegon juga memiliki kontribusi yang nyata dalam perkembangan dan pengembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.  Kontribusi aksara Pegon ini terejawentahkan dalam pelaksanaan pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren salaf (salah satunya adalah Pondok Pesantren Lrboyo), madrasah diniyyah tradisional yang berada di bawah naungan LP Ma’arif Nahdlatul Ulama’, serta di universitas berbasis pesantren yang ada di Indonesia.

Contoh Pegon dalam Bahasa Jawa:

كانجع نبي محمد إيكو أوتوسان ايفون كوستي الله داتع سدايا مخلوق ، ديني أفا واهي كاع ديفون جريتا اكن دينيع كانجع نبي محمد إيكو ياطا-ياطا بنر. موعكا سكابيهاني مخلوق واجب مبنراكن لن أنديريك ماريع كانجع نبي محمد

Kanjeng Nabi Muhammad iku itusan ipun gusti Allah dateng sedoyo makhluk. dene opo wahe kang dipon ceritaaken deneng kanjeng Nabi Muhammad iku nyoto-nyoto bener. Mongko sekabehe makhluk wajib mbeneraken lan nderek mareng kanjeng Nabi Muhammad. “

Contoh Pegon dalam Bahasa Indonesia:

نبي محمد إيتو أوتوسان الله كفادا سموا مخلوق ، أفا ساجا ياع دي جريتاكان أدالاه كبناران. ماكا سموا مخلوق واجب ممبناركان دان معيكوتي

Nabi Muhammad adalah utusan Allah kepada semua makhluk. Apa saja yang diceritakan adalah kebenaran. Maka semua makhluk wajib membenarkan dan mengikuti.” [1]

______________

 

 

 

 

 

[1] Pintar Menulis Pegon Jilid II, cet. MHM Lirboyo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.