Pahala dan Dosa Saling Gencet di Internet

Komunikasi lewat dunia maya itu telah digandrungi semua lapisan masyarakat, khususnya para remaja. Penyebabnya adalah internet yang menjajakan, menjanjikan, sekaligus menyajikan banyak kemudahan. Mulai dari e-mail (electronic mail), chatting, browsing, face book, twitter, dan lain-lain. Dengan internet, komunikasi di seluruh dunia bisa berlangsung hanya dalam hitungan detik. Gratis pula.

Walau begitu, sebagai warga Indonesia yang beragama harus menyadari bahwa kemajuan apapun yang telah dicapai manusia di bidang teknologi jangan sampai melalaikan aspek moral. Kita harus tetap mempertimbangkan baik buruknya berinternet. Sebab, teknologi itu sifatnya netral. Bisa digunakan untuk kebaikan maupun kejahatan. Tergantung niat pemakainya. Itulah rumus yang berlaku di bidang teknologi.

Demikian juga internet. Kita bisa memanfaatkannya untuk media dakwah secara tertulis maupun dalam bentuk video dan audio. Kita dapat mengirimkan karya tulis ke berbagai media massa di seluruh penjuru dunia dengan layanan e-mail. Naskah kita bisa sampai ke komputer redaktur media massa yang nun jauh di sana hanya dalam hitungan detik. Gratis pula!

[ads script=”1″ align=”center”]

Kita bisa menjalin hubungan internasional dengan orang mancanegara. Juga bisa memperoleh informasi terbaru dari berbagai belahan dunia dari situs-situs yang menyediakan berita. Juga dapat menggali ilmu pengetahuan dan penemuan iptek, kesehatan, dan lain-lain. Masih banyak lagi nikmat internet yang bisa kita reguk kapan pun kita mau. Itulah anugerah Tuhan yang Maha Pemurah kepada kita dalam bentuk internet. Alhamdulillah.

Di sisi lain, internet juga menyimpan bongkahan keburukan. Karena sifatnya yang tanpa batas, internet bisa dijadikan ajang obral informasi mesum dan gambar-gambar porno. Bisa juga untuk menyebarluaskan berbagai modus operandi kejahatan. Misalnya, membobol bank dan kartu kredit, transaksi PSK remaja, teknik meracik bom yang pernah dipraktekkan oleh almarhum Imam Samudra, dan tindak kejahatan lainnya. Na’uuzubillah!

Pada akhirnya, baik buruknya pemakaian internet tergantung pada nawaitu pemakainya. Di internet, tidak ada pilih kasih antara yang baik dan buruk. Tidak ada seleksi mana pahala dan dosa. Tak ada filter mana yang benar dan salah. Mau yang baik, ada. Ingin yang buruk, juga tersedia. Baik dan buruk saling mendesak satu sama lain. Pendek kata, pahala dan dosa saling gencet di internet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.