SAAT NABI DITANYA SOAL KEWANITAAN

SAAT NABI DITANYA SOAL KEWANITAAN # SAAT NABI DITANYA SOAL KEWANITAAN

Nabi sebagai cerminan, yang akhlaknya merupakan Al-Quran, sangat memukau dalam kesehariannya saat menghadapi umat yang bermacam-macam karakter. Seperti yang kita ketahui, beliau itu pemalu. Bahkan digambarkan lebih pemalu dari seorang perempuan dalam sekat. Namun jangan salah, beliau juga manusia yang sangat pemberani mengalahkan siapa pun.

Seperti saat beliau dan pasukannya terkepung oleh bala musuh, pasukan beliau banyak yang mundur, sedang beliau sendiri tak gentar menghadang, sehingga menyalakan kembali keberanian pasukannya. Itulah sifat manusia terbaik, manusia pilihan Tuhan semesta, beruntung kita menjadi umatnya.

Konsultasi

Pernah suatu saat beliau didatangi seorang wanita dari golongan Anshar. Ia ingin berkonsultasi dengan nabi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kewanitaan.

Ia mengeluhkan tentang darah (kewanitaan) yang merembes di pakaian. Mungkin darah yang keluar itu saat Ia di masa istihadhah. Sehingga Ia bertanya kepada nabi bagaimana cara menyucikan diri dari darah itu, karena salat lima waktu bagi perempuan yang sedang istihadhah tetaplah wajib.

Ia bingung sebab darah tersebut masihlah terus mengalir, bagaimana nanti dengan salatnya? Bukankah jika memaksa untuk salat berarti sama halnya Ia sedang membawa najis?

Merasa tidak menemukan jawaban atas kejanggalan yang Ia alami, Ia mendatangi Nabi dan segera mengajukan pertanyaannya itu.

“Ambillah selembar kain yang telah diolesi minyak wangi dan gunakan untuk bersuci. ” Nabi singkat saja menjawab.

Akan tetapi perempuan itu masih bingung. “Bagaimana caraku bersuci menggunakan kain itu, wahai Rasulullah?” Ia bertanya lagi.

“Bersucilah dengannya.” Nabi tidak sanggup menjelaskan lebih lanjut.

“Bagaimana caranya?” Ternyata ia terus mendesak Nabi. Bukan karena apa, memang Ia masih kurang paham.

Saat seperti inilah tampak dari ucapan nabi, betapa beliau sangat tidak rela kalau-kalau dari mulut sucinya terucap perkataan yang kurang layak. Meski toh kaitannya dengan ilmu dan praktik ibadah.

“Subhanallah, bersucilah dengan kain itu.” Akhirnya hanya kalimat itu yang mampu beliau ucapkan.

Ketika ada sesuatu hal yang tidak pantas untuk diucapkan, beliau selalu bertasbih. Demi menyucikan Allah dari sifat-sifat kurang.

Detail Jawaban

Saat mengetahui Nabi tidak mungkin bisa menjelaskan dengan detail jawaban atas pertanyaan dari perempuan itu, Sayyidah Aisyah meraih tangan perempuan dari kalangan Anshar tersebut dan berjalan menjauh dari Nabi. Sayyidah Aisyah menjelaskan dengan sangat rinci bagaimana praktik bersuci yang ia tanyakan kepada Nabi.

Di sinilah istri-istri Nabi mengambil peran dengan membantu beliau dalam berdakwah yang mungkin sangat sulit kalau hanya beliau sendiri. Ada area-area tertentu yang akan berat untuk bisa beliau jangkau.

Beliau Nabi menghendaki agar perempuan tadi menggunakan selembar kain untuk menyumbat darah, agar tidak merembes keluar saat melakukan ibadah. Hal ini tidak mungkin bisa dengan rinci beliau sampaikan.

Di sisi lain, Sayidah Aisyah Ra. yang dikenal paling cerdas di antara istri-istri beliau, memuji wanita-wanita Anshar yang tidak malu untuk belajar agama dan bertanya kala kejanggalan menyapa. [NA]

Baca juga:
AL-ADZKAR: BERUNTUNGNYA BADUI YANG ZIARAH KE MAKAM NABI SAW.

Subscribe juga:
Channel Pondok Pesantren Lirboyo

# SAAT NABI DITANYA SOAL KEWANITAAN
# SAAT NABI DITANYA SOAL KEWANITAAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.