Jimat Anti Galau: Alon-Alon Waton Kelakon

Mungkin diantara kita sebagai para pencari ilmu/pelajar pernah merasakan suatu titik kejenuhan atau lebih tepatnya kejengkelan dengan kemampuan daya pikir atau daya hafalan kita, karena seringkali begitu sulit untuk menghafalkan, memahami  atau kalau sudah hafal dan paham paling-paling beberapa hari berikutnya sudah lupa lagi, yang lebih parah dari ini dinamakan dengan ilmu ‘barlen’ alias bubar klalen (selesai langsung lupa). Sehingga perasan-perasaan semacam ini pada akhirnya membuat malas untuk belajar atau minder melihat teman-teman yang begitu jago dan lebih maju dari kita bahkan mungkin dampak terburuknya akan membuat kita patah semangat.

masih wajar kalau semangat itu nantinya nyambung lagi, tapi kalau sudah putus dan tidak mau konek lagi, ini kan sudah gawat. Ibarat handphone yang kosong sinyal maka kegunaanya ya hanya muter-muter fitur dan file simpanannya saja. Tidak bisa menjangkau dan mencari hal-hal baru lagi. untuk menghindari hal demikian setidaknya ada beberapa hal yang perlu dilakukan.

1. Mulailah Berpikir Ulang

ada suatu kisah dimana Imam Ibnu Hajar al-Asqolani pengarang kitab Fathul bari syarah Sohih Bukhari, pada masa-masa belajarnya dulu pernah mengalami suatu titik ke-putusasa-an terhadap kemampuan pribadinya. Ibnu hajar muda merasa bahwa kesungguhan belajarnya tidak begitu menghasilkan apa-apa. Ia geram terhadap dirinya sendiri, dan karena dirasa belajarnya sudah tidak bermanfaat apa-apa lagi akhirnya Ibnu Hajar muda memutuskan untuk pulang. Berhenti sebagai seorang pelajar.

Disaat perjalanan pulangnya itulah Ibnu Hajar muda menemukan suatu peristiwa alam yang membuka kembali semangat belajarnya. Ia melihat sebuah batu yang terlubangi oleh tetesan air. Sekeras batu pun bisa terlubangi oleh air jika itu terus-menerus menetesinya, bagaimana kemampuannya tidak? Terbukalah beliau, bahwa ke-istiqomah-an adalah kunci dari kegalauannya selama ini. peristiwa ini menjadi titik balik yang mengantarkan Ibnu hajar muda menjadi seorang ulama besar yang sampai saat ini karya-karyanya masih senantiasa menjadi salah satu rujukan umat islam se-dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.